Laman

Rabu, 09 Juli 2025

Agen Pegadaian Om Kris Saparua (Tabungan Emas)

PT Pegadaian adalah salah satu BUMN yang telah menjalani proses transformasi dengan luar biasa. Dulu, orang-orang malu apabila diketahui sedang pergi atau berada di Kantor Pegadaian. Hari ini, beta tulis afiliasi beta dengan PT Pegadaian, yaitu dengan menjadi Agen Pegadaian.

Ilustrasi Kantor PT Pegadaian: Co-loc dengan BRI dan PNM

Agen Pegadaian berisikan orang perseorangan yang berkeinginan untuk membantu melancarkan bisnis PT Pegadaian di dalam kotanya. Dari sudut pandang lainnya, Agen berfungsi sebagai penghubung atau hub antara nasabah Pegadaian dengan Kantor Cabang di kota tersebut. Dulu, saya mendaftar sebagai Agen Pegadaian di Kota Salatiga. Kiprah keagenan saya mungkin tidak terlalu sukses, karena akses ke Kantor Pegadaian di kota ini cenderung mudah untuk dijangkau. Beta pun sepertinya terlambat mendaftar menjadi agen, karena sudah ada banyak Agen Pegadaian yang tersebar di seluruh pelosok kota pada tahun 2022.

Dipindahtugaskannya beta ke Saparua ini, memang adalah suatu hal yang seng pernah beta pikirkan sebelumnya. Pulau Saparua memang menyediakan akses angkutan umum, tetapi sebagaimana yang terjadi di kota/kabupaten lainnya, angkutan umum di Negeri ini memang tak seandal kendaraan pribadi. Katong harus berjalan jauh untuk mengakses Kantor Pegadaian yang berlokasi di UPC BRI Unit Saparua, apabila tidak tinggal di Negeri Saparua. 

Saat tulisan ini ditulis, beta sedang dalam proses pengajuan mutasi Outlet dari Outlet CP Salatiga Selatan menjadi Outlet UPC BRI Unit Saparua, Maluku Tengah. Oleh Customer Service Pegadaian di Saparua, beta diarahkan untuk menghubungi Pegadaian di Outlet asal, dan hal ini sudah beta jalankan dengan bantuan Ketua Agen Pegadaian Salatiga: Ibu Sintia. Beta dipandu untuk mengisi formulir mutasi agen, dan per malam hari ini formulir itu sudah beta isi dan tandatangani.

Beta mohon doa dari Dong semua supaya proses ini dapat dilancarkan. Apabila proses sudah selesai, Katong Saparua seng perlu lagi bingung untuk mendapat layanan dari Pegadaian, karena katong sudah punya Agen andal bernama Om Kris (Om Kris Saparua). Beta tinggal di Negeri Tiouw, dan siap membantu dalam melayani Produk Tabungan Emas untuk Katong di Saparua.

Menabung Rupiah memiliki keuntungan katong bisa ambil itu uang sewaktu-waktu, sedangkan Menabung Emas memiliki keuntungan katong bisa simpan itu uang dan mendapatkan keuntungan karena nilai dari emas terus naik dari waktu ke waktu. Sebagai contoh nyata, beta masih ingat waktu itu beli emas tahun 2022 ketika emas masih harga Rp 8.910 per 0,01 gram. Hari ini, harga emas sudah naik ke harga Rp 18.150 per 0,01 gram nya. Menabung emas luar biasa to? Beta akan kirimkan lagi tips-tips investasi di postingan selanjutnya.

Ayo katong semua menabung emas di Pegadaian bersama Om Kris..!

KP, 09.07.2025
Belajar #BetaKatongSeng #LiterasiKeuangan #SalamLiterasi

Sabtu, 05 Juli 2025

Dari Negeri Mahu: Sebuah Inisiatif Cara Pengelolaan Sampah yang Baru di Pulau Saparua

Saparua? Sebuah nama GOR di Kota Bandung?
Tidak, Saparua yang sedang saya maksud adalah nama sebuah Pulau sekaligus kecamatan yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Ibukota Kabupaten Maluku Tengah adalah Kota Masohi, yang terletak di Pulau Seram. Bersama Pulau Haruku dan Pulau Nusalaut, Pulau Saparua merupakan bagian dari Kepulauan Lease, sebuah gugus kepulauan yang ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKP) melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) nomor 47 tahun 2021. Dalam Bahasa Inggris, KKP adalah MPA atau Marine Protected Area.

Salah satu keunikan Provinsi Maluku adalah penyebutan kata Negeri untuk Desa. Sebuah negeri dipimpin oleh seorang Raja, sehingga Tanah Maluku juga dikenal dengan istilah Bumi Raja-Raja. Pulau Saparua memiliki total 17 negeri. Negeri Porto, Haria, Tiouw, Saparua, Paperu, Booi, dan Kulur berada di Kecamatan Saparua; sedangkan Negeri Siri Sori Amalatu, Siri Sori Islam, Ullath, Ouw, Tuhaha, Mahu, Ihamahu, Iha, Nolloth, dan Itawaka berada di Kecamatan Saparua Timur (Jazirah Tenggara dan Jazirah Hatawano).

Pulau Saparua merupakan tanah kelahiran beberapa orang terkenal di Indonesia, seperti Petinju Ellyas Pical (Negeri Ullath), Penyanyi Bob Tutupoly (Negeri Ouw), dan Wakil Bupati Maluku Tengah Mario Lawalata (Negeri Paperu). Tak sampai di situ, Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy, pahlawan nasional yang diabadikan namanya menjadi nama Bandar Udara di Kota Ambon, juga berasal dari Pulau Saparua. 

Dulu Pulau Saparua memiliki ekosistem padang lamun, semacam padang rumput di tepi pantai yang merupakan habitat bagi ikan duyung (Dugong dugon), salah satu spesies yang dinyatakan hampir punah di kepulauan ini. Pencemaran sampah, khususnya sampah plastik, menjadi salah satu penyebab rusaknya ekosistem padang lamun. 

Perlahan tapi pasti, sampah memang akan menjadi masalah di mana-mana, tak terkecuali di pulau-pulau kecil seperti Saparua. Masuknya kemasan plastik dan popok sekali pakai ke pulau ini, menjadikan pemandangan sampah tak dapat dihindarkan dari area pantai, jalan raya, dan lingkungan permukiman warga. Beberapa warga di Saparua memang telah memiliki persepsi bahwa layanan pengelolaan sampah adalah sebuah "kebutuhan". Namun, absennya Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) di Pulau ini membuat kebutuhan ini belum berlanjut menjadi sebuah tindakan untuk menyediakan atau mengorganisir sebuah layanan sampah. TPA hanya ada di Kota Masohi. Usulan Kepala Pemerintah Negeri dan Pendeta Gereja kepada Pemerintah Daerah sepertinya sudah dilayangkan sejak belasan tahun yang lalu. Sayangnya, sampai dengan tulisan ini ditulis, hal ini belum juga dapat terealisasi.

Rumah Sampah di Saparua
Sependek pengamatan saya, sejak beberapa tahun yang lalu Pulau Saparua sebenarnya telah memiliki tempat pengelolaan sampah atau "rumah sampah" di Negeri Itawaka, Negeri Ihamahu, dan Negeri Ouw. Dari logo dan bentuk bangunan yang dapat diamati, ketiga rumah sampah ini adalah bangunan TPS 3R yang dibangun oleh Kementerian PUPR (sekarang Kementerian PU). Sayangnya, saat ini kegiatan pengelolaan sampah di ketiga negeri ini mengalami kendala, sehingga belum bisa berjalan secara berkelanjutan. Hal ini menjadi bukti bahwa hanya 55% TPS 3R yang berstatus aktif di Indonesia. Sebanyak 35% TPS 3R lainnya berstatus tidak aktif, bahkan 10% TPS 3R sisanya tidak jelas statusnya (Systemiq, 2021).

Satu-satunya 'rumah sampah' yang beroperasi di Saparua adalah Bank Sampah Kalapori Jaya yang terletak di Negeri Mahu. Bank Sampah ini memiliki jam operasional setiap Hari Sabtu pukul 13:00 - 15:00 WIT. Pada saat saya dan istri mengunjungi Negeri Mahu pada jam operasional ini, tampak beberapa anak membawa sampah dari rumahnya untuk dibawa ke Bank Sampah ini. Sampah berjenis plastik multilayer, gelas plastik, dan botol plastik adalah tiga jenis sampah yang dapat diterima di Bank Sampah ini. Sampah akan ditimbang oleh Kak Ola sebagai Petugas Bank Sampah, kemudian beratnya dicatat ke dalam buku tabungan nasabah oleh Kak Cia. 



Kami merasa beruntung karena dalam kunjungan pertama ke Bank Sampah ini dapat bertemu dengan Ibu Raja Christina Lawalata, yang menjadi inisiator berdirinya Bank Sampah ini. Kegiatan Bank Sampah di Negeri baru dimulai dua bulan lalu dan bertempat di sebuah bangunan eks pasar yang berdiri di tanah negeri. Ibu Raja menerima aspirasi dari warganya dan memberikan dukungan penuh dengan menyediakan dua tong sampah terpilah di beberapa titik di Negeri Mahu, untuk pemilahan sampah kertas dan sampah plastik. Selain itu, Ibu Raja juga menempatkan Bank Sampah sebagai salah satu unit usaha BUMNeg (Badan Usaha Milik Negeri), sehingga Negeri dapat memberikan dukungan penyertaan modal untuk operasional kegiatan Bank Sampah.

Berupaya menggali lebih lanjut, Ibu Raja menyampaikan bahwa Bank Sampah ini sebenarnya belum memiliki pengepul atau offtaker. Menurut saya, hal ini sebetulnya kurang ideal, karena sampah terrpilah yang diterima dari warga akan terus menumpuk di gudang, akibat tidak bisa keluar dibawa ke pabrik daur ulang. Belum lagi, harga jual di Pengepul sebenarnya menjadi patokan harga pembelian ke nasabah agar Bank Sampah tidak merugi dalam melakukan jual-beli. Namun, dua jempol mesti diacungkan untuk Ibu Raja yang ternyata memiliki pemahaman bahwa tujuan Bank Sampah adalah murni untuk mewujudkan lingkungan yang bersih di Negeri Mahu. Dengan demikian, inisiatif ini dimengerti sebagai bentuk layanan publik kepada masyarakat, sehingga sepenuhnya dapat dibiayai oleh APBDes.


Di akhir kunjungan, kami berfoto bersama di depan plang tulisan Bank Sampah Kalapori Jaya. Sungguh suatu kebahagiaan, kami yang selama ini berkecimpung di dunia bank sampah boleh langsung bertemu dengan pegiat bank sampah di negeri seberang. Dalam perjalanan pulang, kami sempat berjumpa dengan Bapak Sami selaku Ketua/Direktur Bank Sampah sekaligus Direktur BUMNeg. Terkonfirmasi: Bapak Direktur BUMNeg memiliki visi yang sama dengan Ibu Raja, sehingga kami memperkirakan inisiatif pengelolaan sampah ini akan berjalan secara lebih berkelanjutan. Selamat buat Negeri Mahu, Selamat buat Saparua. Sekalipun masih berproses, inisiatif cara pengelolaan sampah ini menjadi inspirasi dan niscaya menumbuhkan harapan serta optimisme baru dalam mewujudkan kebersihan dan keutuhan ciptaan untuk Pulau Saparua di masa mendatang.

KP, 05.07.2025
ditulis dari Pulau Saparua, Maluku Tengah
*Foto-foto yang dipublikasikan dalam tulisan ini sudah mendapatkan persetujuan publikasi (consent) dari Ibu Raja Mahu

Rabu, 02 Juli 2025

Pindah Tugas: Perjalanan dari Malang ke Saparua Maluku Tengah

Pindah Tugas: dari Malang Pulau Jawa ke Pulau Saparua di Maluku
Bagi orang Jawa seperti saya, perjalanan ke Maluku tentu merupakan sebuah pengalaman baru. Kita tidak lagi bisa mengandalkan mobil, sepeda motor, bus, ataupun kereta, karena Maluku terdiri dari pulau-pulau.. Tulisan ini saya persembahkan untuk orang-orang yang ingin berkunjung ke Bumi Raja-raja ini

Pelabuhan Feri Umeputih di Negeri Kulur, Saparua bagian Utara

1. Perjalanan dari Malang ke Surabaya (Bandara Juanda Terminal 1), naik GoCar Rp 341.500. Bayar tol Rp 81.500. Total biaya perjalanan Rp 423.000
2. Perjalanan dari Surabaya ke Ambon, naik Batik Air Rp 2.250.000 per orang. Membawa bekal makanan disarankan, karena harga-harga makanan di Bandara cukup mahal, dan di Batik Air Anda hanya mendapatkan snack/makanan ringan roti. Tapi setidaknya, Anda mendapatkan free bagasi 20 kg
3. Perjalanan dari Ambon ke Pelabuhan Tulehu, naik Maxim Rp 177.000. Bayar parkir pelabuhan Rp 5.000. Total biaya perjalanan Rp 182.000. Sebelum masuk ke pelabuhan, Anda bisa menyampaikan ke Sopir bahwa Anda perlu membeli tiket kapal cepat dulu. Sopir akan menunggu Anda selama mengantri pembelian tiket
4. Perjalanan dari Pelabuhan Tulehu ke Pelabuhan Haria (Saparua bagian Barat) Rp 75.000 per orang. Harga makanan di Pelabuhan tidak mahal, berkisar Rp 10 - 18 ribu saja. Yang mahal (oh ya, ternyata mahal) adalah biaya tenaga kerja bongkar muat/TKBM/ porter alias tukang angkut koper/barang Anda turun dari mobil, dibawakan hingga masuk ke dalam kapal. Kami membawa 5 koper/tas. Selesai membawakan, si tukang angkut ini meminta bayaran Rp 100.000. Mahal, ternyata cukup mahal.. 
5. Perjalanan dari Pelabuhan Haria ke Tempat Tujuan di Saparua Rp ... per orang. Nominal biaya tentu menyesuaikan dengan tempat tujuan di Pulau Saparua ini
- Negeri yang paling dekat dengan pelabuhan tentulah Negeri Haria dan Porto. Tempat tujuan kami adalah Rumah Om Dede di Negeri Haria. Dibantu oleh Om Dede, kami membutuhkan 4 ojek untuk mengangkut orang dan barang, sehingga harus mengeluarkan biaya 4x Rp 20.000. Totalnya 80.000.. Mahal lagi.. tapi beruntunglah kami tidak harus bayar 2x: Bayar porter dan bayar tukang ojek secara terpisah
- Negeri Saparua terletak di tengah-tengah Pulau. Tarif Angkota Haria - Saparua adalah Rp 10.000 per orang

Mengapa saya mau dipindahtugaskan ke Maluku?
a. Saya mesti ingat doktrin mulia yang telah ditanamkan ke saya ketika 3 tahun bersekolah di SMA Taruna Nusantara, ".. dan di manapun berada, memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara dan dunia". Maluku memang jauh, tapi Maluku masih Indonesia lho. Agak miris aja kalau kita pernah pergi ke Singapura dan Kuala Lumpur, tetapi belum pernah pergi ke daerah Indonesia lainnya, khususnya Indonesia Timur.
b. Selain itu, kesiapan untuk dipindahtugaskan ke mana saja ini saya persembahkan untuk petugas pengumpul sampah di desa-desa dampingan kami. Saya Orang Jawa Tengah, bersedia ditempatkan di Maluku. Anda Orang Desa A, Anda juga harus siap ditempatkan di Desa B.
c. Kesempatan berkarya di kampung sendiri tentu adalah hal yang diinginkan banyak orang, tetapi kalau tidakpun tak apa-apa. Kita tetap bisa berkarya di mana saja, karena kesempatan membantu orang lain itu kadang-kadang tidak datang dua kali..

KP, 2 Juli 2025
@kris_sal3

Rabu, 04 Juni 2025

Hidup yang Lebih Bermakna dengan Menulis: Part Perjalanan Berobat ke Penang, Malaysia

 Wenn aus Muell, die Liebe waechst..


Inspirasi untuk kembali ke dunia tulis menulis muncul setelah merenungkan visi hidup yang lebih bermakna

Singkat cerita, saya ingin berbagi pengalaman perjalanan berobat dari Kota Salatiga, Indonesia menuju ke Pulau Penang, Malaysia

1. Berangkat dari Salatiga jam 07:30 - 08:40 menuju ke Bandara Ahmad Yani (SRG) di Kota Semarang

2. Naik pesawat Garuda Indonesia jam 09:45 - 11:05 menuju ke Bandara Soekarno-Hatta (CGK) di Kota Tangerang. Pindah terminal dari T3 ke T2 dengan Kalayang (15 - 30 menit)

3. Check-in pesawat Batik Air Malaysia (Malindo Air), lalu Ishoma di Terminal 2 dari jam 12:00 - 13:00

4. Naik pesawat Batik Air Malaysia jam 14:00 - 17:30 menuju ke Bandara Internasional Penang (PEN)

5. Perjalanan ke kawasan rumah sakit di Georgetown selama sekitar 1 jam, bisa menggunakan Taksi Bandara, bisa juga menggunakan App Grab (tarif lebih murah). Biaya Grab saya waitu itu sekitar RM 27 - 30 saja

6. Komunikasi selama di Pulau Penang/Malaysia bisa menggunakan WiFi Bandara (free access, hanya perlu klik login), ataupun WiFi Hotel. Saya mencoba membeli Paket Roaming Telkomsel yang 8 GB selama 3 hari, bisa tethering senilai IDR 125.000. OK sih, tapi di beberapa tempat sinyal Telkomsel tidak bisa 4G

Feel free untuk langsung menghubungi KaYa Travel & Tour Guide, jika ada pertanyaan. Sudah tahu IG karena konten kami yang lagi viral kan ya?


KP - @kris_sal3

Sabtu, 18 Januari 2025

Mengapa ada slogan "Sampahku, tanggung jawabku?"

Slogan "Sampahku, tanggung jawabku" sering menjadi jargon ketika ada acara penyuluhan terkait sampah. Mengapa ada slogan ini? Mengapa masalah sampah tidak menjadi tanggung jawabnya pemerintah saja? Tulisan ini adalah tulisan yang saya kembangkan saat diminta membantu sebuah Bank Sampah Unit di Kota Salatiga untuk membantu menjawab pertanyaan warganya yang sugih tetapi angel (membayar iuran layanan sampah)..


Gambar 1. Bendera merah putih berkibar di atas hamparan sampah

1. Pemerintah Daerah (Pemda) di seluruh Kota/Kabupaten Indonesia, termasuk Kota Salatiga, rata-rata hanya mengalokasikan di bawah 1% dari total APBD untuk pengelolaan sampah. Sampah memang belum menjadi prioritas karena (waktu itu) dijadikan urusan wajib non pelayanan dasar. UU no 23 tahun 2014 memberi mandat kepada Pemda untuk memprioritaskan dulu urusan wajib dan merupakan pelayanan dasar (contoh: pendidikan dan kesehatan);

2. Dunia persampahan mengenal prinsip "polluters pay principle", yang artinya prinsip pencemar membayar. Kita sering mengkritik perusahaan makanan/minuman/FMCG merek tertentu untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang mencemari lingkungan, tetapi seringkali kita lupa bahwa rumah tangga kita sendiri juga merupakan penghasil sampah. Beberapa daerah pinggiran kota atau desa di sekitar kita ternyata banyak yang "dengan terpaksa" mencemari lingkungan karena kesulitan akses membuang sampah ke TPA;

3. Menurut teori ISWM (integrated sustainable waste management; Scheinberg 2004), permasalahan sampah hanya bisa teratasi jika pengelolaan sampah memperhatikan aspek hukum, tata kelola kelembagaan, keuangan, teknis, dan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat untuk memilah dan membayar retribusi menjadi dua hal penting untuk menjamin layanan pengelolaan sampah yang baik dan andal

Jadi, slogan "Sampahku  tanggung jawabku" sangatlah tepat untuk mulai mengurai permasalahan sampah. Sebagai penghasil sampah, seandainya masing-masing dari kita mau "istiqomah untuk" memilah dan mengelola sampah kita sendiri-sendiri, tentu penumpukan sampah yang berlebihan di TPA tidak perlu terjadi. 

Nah, ketika kita merasa tidak punya waktu untuk mengelola sampah sendiri, membayar iuran/retribusi pada lembaga pengelola sampah yang andal, tentu merupakan bentuk tanggung jawab kita terhadap sampah yang kita hasilkan. Secara bertahap, Bank Sampah Induk Salatiga bersama Bank Sampah Unit nya siap bertransformasi menjadi lembaga pengelola sampah di wilayahnya masing2 πŸ™πŸΌ. Mohon dukungannya njih, kami ini kelompok swadaya masyarakat, jadi dukungan dari njenengan sedanten akan sangat berarti πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

Selasa, 07 Januari 2025

BSI Salatiga Jawara Bank Sampah Induk 2024

Bank Sampah Induk Salatiga (BSI Salatiga) mengadakan Acara Syukuran di Gudang Kecandran pada hari Sabtu, 4 Januari 2025 setelah mendapat Apresiasi Jawara Bank Sampah Induk pada Rapat Kerja Nasional Bank Sampah binaan PT Pegadaian tahun 2024. Acara syukuran yang dihadiri oleh Pegadaian Kanwil XI Semarang, Pegadaian Cabang Salatiga Selatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga, Pengurus BSI Salatiga, dan Pengurus seluruh Bank Sampah Unit (BSU) se-Salatiga, diharapkan dapat menambah semangat motivasi dan meningkatkan kolaborasi Strategi pengelolaan sampah di Kota Salatiga pada tahun-tahun mendatang.

BSI Salatiga merupakan Lembaga Pengelola Sampah (LPS) berbasis masyarakat yang berdiri sekitar tahun 2014 dan diinisiasi oleh Paguyuban Bank Sampah Kota Salatiga. Memiliki visi membangun BSI sebagai sebuah badan usaha pengelolaan sampah terpadu, BSI Salatiga mencari dukungan tambahan dengan mengikuti rekrutmen Bank Sampah binaan PT Pegadaian pada tahun 2023. Pada akhir tahun 2023, BSI Salatiga bersama BSU Rose Harmoni, BSU Wares, dan BSU Gelima terpilih menjadi yang bank sampah binaan PT Pegadaian/Anggota Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (FORSEPSI) yang berasal dari Kota Salatiga. Program FORSEPSI berfokus mendorong bank sampah anggotanya untuk melakukan edukasi Memilah Sampah, Menabung Emas (MSME) agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah di berbagai kota/kabupaten di Indonesia. Dimulai pada bulan Desember 2023, BSI Salatiga aktif melakukan edukasi MSME dan mengikuti berbagai pelatihan dan perlombaan sebagai bentuk pembinaan dari PT Pegadaian, di antaranya Lomba Teknologi Tepat Guna, Pelatihan Aplikasi SIMBA dan Pegadaian Peduli, Lomba Video World Clean-up Day, dan Lomba Edukasi Jawara Bank Sampah Induk dan Unit. Pada lomba yang disebut terakhir ini BSI Salatiga berhasil memperoleh penghargaan sebagai salah satu Jawara Bank Sampah Induk tingkat nasional dengan rata-rata pemberian edukasi pengelolaan sampah sebanyak 14 kegiatan per bulan yang menjangkau setidaknya 1.143 peserta yang terdiri dari masyarakat umum dan anak sekolah. BSI Salatiga juga terus melakukan edukasi dan promosi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui media sosial YouTube dan Instagram @bsi.salatiga.

Acara Syukuran BSI Salatiga ini dimaksudkan sebagai forum untuk mensyukuri pencapaian atas jerih payah Pengurus BSI Salatiga selama ini yang tentu tak lepas dari dukungan berbagai pihak, secara khusus dari seluruh BSU se-Salatiga. Forum ini diharapkan juga dapat menjadi forum silaturahmi di tahun yang baru untuk meningkatkan semangat motivasi dan meningkatkan kolaborasi dalam pengelolaan sampah di Kota Salatiga. Pengurus BSI Salatiga membuka Gudang Kecandran sebagai sebuah rumah belajar bersama terkait pengelolaan sampah, baik secara umum maupun khusus seperti Laporan Silatampah dan Program Memilah Sampah Menabung Emas.