.. singkat cerita, naiklah saya ke Angkutan Feeder - yang dilayani dengan Armada Elf. Adapun waktu itu, armada hanya terisi 5 penumpang dari total kapasitas 18 penumpang (Load Factor = 28%?). Bisa jadi, ini adalah efek dari penambahan armada pada Feeder koridor 3 yang semula hanya 12 unit kini menjadi total 20 unit (selengkapnya dapat dibaca di sini https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-046532084/trans-semarang-tambah-delapan-armada-feeder-rute-pasar-banyumanik-terminal-penggaron).
Sesampai di Terminal Banyumanik, saya pun duduk di halte menunggu kedatangan bus BRT. Sambil menunggu, saya mengamati papan bertuliskan Trans Jateng. Hal ini mengindikasikan bahwa halte bus TransSemarang (TS) dan halte bus TransJateng (TJ) di tempat tersebut letaknya di lokasi yang sama. Eeeh, lokasi pemberhentian bus TS dan TJ tidak selalu berlokasi di halte yang sama ya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, izinkan saya untuk lanjut menceritakan tips dulu sesuai judul tulisan. Tidak sampai 10 menit menunggu, akhirnya sebuah bus datang dan berhenti di Halte Terminal Banyumanik. "Koridor 2 tujuan Terminal Terboyo, persiapan", demikian seru salah seorang petugas di halte tersebut, memberikan petunjuk kepada para calon penumpang bahwa bus yang datang adalah Bus TS koridor 2 (Terminal Sisemut Ungaran - Terminal Terboyo Semarang/ Sisemut - Terboyo). Saya pun lanjut menaiki bus tersebut, bertualang ke Semarang-bawah.
Tempat duduk penumpang Bus TS dipisah menjadi tempat duduk penumpang laki-laki dan perempuan. Ketika saya menghitung jumlah kursinya, terdapat total 23 tempat duduk di bus berukuran sedang tersebut (biasanya disebut bus ukuran 3/4). Dari 23 tempat duduk, hanya terdapat 5 - 6 kursi untuk penumpang laki-laki, dan saya beruntung bus tidak sedang ramai sehingga saya bisa mendapatkan tempat duduk. Apakah saya perlu membayar tiket lagi? Tentu tidak, mengingat saya tidak keluar dari halte. Dari angkutan feeder, saya bisa oper ke bus TS tanpa harus membayar lagi. Pertanyaan selanjutnya: Saya mau turun di halte mana ya? Rasanya bakal kemaleman deh kalau harus ikut bus sampai tujuan akhir Terminal Terboyo :D
Tiba-tiba saya teringat kembali saat-saat di mana saya pernah naik Bus TS pada tahun 2018 - 2019. Pada saat itu saya mengenal ada 2 Halte Bus TS untuk lokasi transit, yaitu Halte Elisabeth dan Halte Balaikota. Di Halte Kagok - halte sebelum Bunderan Elisabeth - kondektur bus sempat menyampaikan, "Kagok. Yang mau transit, yang mau transit persiapan..". Sebagai penumpang bus awam, saya belum familiar dengan halte transit yang satu ini sehingga saya pun mengurungkan niat untuk transit. Dan ternyata, bus yang menuju ke arah Terboyo ini tidak melewati Halte Elisabeth :( Saya pun melanjutkan perjalanan dan memutuskan untuk transit di Halte Balaikota - halte pusat transit berikutnya yang saya ketahui.
Sesampai di Simpang Tugu Muda, saya agak deg-degan mengingat kini arus lalu lintas satu arah diberlakukan untuk Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pemuda. Saya sih tetap yakin kalau tetap bisa transit di Halte Balaikota, tapi pertanyaannya, di halte yang sebelah mana bus ini akan berhenti? Secara umum, Layanan Bus TransSemarang berbeda dengan Bus TransJakarta (TiJe), di mana halte Bus Tije terletak di pulau di tengah-tengah jalan - sehingga benar-benar memungkinkan orang untuk tidak keluar halte, apabila ingin naik bus ke arah sebaliknya. Halte Bus TS, sekalipun terletak di halte pusat transitnya di Halte Balaikota, sesempit pemahaman saya, Bus TS belum bisa menjawab tantangan ini. Menyeberang jalan untuk menaiki bus dengan arah sebaliknya, pasti akan dianggap keluar halte sehingga perlu membayar lagi.
Dan ternyata saya berhenti di halte yang berada di sebelah kiri jalan. Seingat saya, halte ini merupakan halte yang akan dilewati Bus Terboyo - Sisemut yang mengarah ke Semarang-atas/ Sisemut. Jadi, saya pun transit di halte, untuk kembali menaiki Bus TS dengan arah sebaliknya - arah pulang ke tempat saya berangkat. Berhasilkah saya naik bus tanpa bayar tiket lagi? Jawabannya iyesss, saya tanpa bayar - karena saya terhitung sedang transit = tidak keluar halte.
Seandainya saya keluar halte - mungkin untuk coba menaiki Bus Trans Jateng (TJ) - dapat dipastikan bahwa saya akan diminta untuk membayar tiket lagi. Di Halte Balaikota, halte Bus TJ tidak berada di lokasi yang sama dengan halte Bus TS - walaupun Halte Balaikota adalah halte pusat transit. Kenapa bisa begitu? Yaaa, mungkin kali lain akan saya ceritakan. Ceritanya bertahap saja ya, karena saya pun juga baru menyadari akhir-akhir ini bahwa layanan angkutan umum itu rumit: lebih dari sekedar menyediakan bus dan menginjak pedal gasnya. Ada komponen-komponen lain misalnya halte, yang walaupun terlihat sepele tetapi sebenarnya sangat menentukan kualitas layanan angkutan umum yang berbasis transit ini.
Singkat perjalanan, saya pun akhirnya dapat kembali tiba di Halte Terminal Banyumanik pada pukul 19:30. Sayang, angkutan feeder sudah habis jam segini, sehingga saya harus berjalan kaki lebih jauh. Namun, perjalalanan sore-malam ini sangatlah menarik: ada beberapa poin pembelajaran yang saya dapatkan, dan untuk itu saya benar-benar hanya mengeluarkan Rp 4.000 - untuk sebuah round trip/ perjalanan pulang-pergi ini. Hidup BRT Metropolitan Semarang, hidup TransSemarang..!
Penulis berharap teman-teman yang lain mesti cobain deh layanan angkutan umum yang satu ini. Supaya tidak bingung, mungkin bisa dimulai dari Halte Terminal Banyumanik, atau dari Halte Balaikota saja? Selamat mencoba. Mari ikut berkontribusi terhadap upaya sharing kendaraan - kita bergerak bersama dalam rangka mengurangi emisi CO2 di perkotaan dari sektor transportasi.
KP, 19 Maret 2023
*Ke depannya, saya juga harus mencoba Bus TJ agar dapat menyediakan variabel pembanding :D
ChatGPTEspañol ha sido una herramienta imprescindible para mejorar mis conversaciones en español en línea. Su capacidad para comprender y generar respuestas precisas en nuestro idioma ha hecho que mis interacciones sean mucho más fluidas y gratificantes. ¡Lo recomiendo encarecidamente para aquellos que deseen comunicarse efectivamente en español en línea!"
BalasHapus