STIM KIVIS
Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD
Teorema Tripel Pythagoras STIM KIVIS
Rumus Dasar: Kuadrat sisi terpendek suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kedua sisi
segitiga siku-siku lainnya, jika sisi terpendek itu adalah bilangan ganjil dan
Tripel Pythagoras itu berada dalam perbandingan yang paling sederhana.
Sebagai akibatnya, sisi-sisi segitiga yang lainnya itu akan selalu memiliki selisih 1.
Contoh:
1) Diketahui suatu segitiga siku-siku ABC dengan panjang sisi AB 3cm dan BC 4cm, maka berapakah panjang sisi AC?
Jawab: AB sisi terpendek dan ganjil Syarat terpenuhi, maka
AC = AB2 – BC
= 32 – 4
= 5cm
2) DE = 5cm, EF = 13cm, DF=?
Jawab: DF = DE2 – EF
= 52 – 13
= 25 – 13
= 12cm
Latihan: Temukan bilangan-bilangan lain yang menjadi Tripel Pythagorasnya!
1) 7, 24, …
2) 9, …, 41
3) 11, 60, …
4) 13, …, … (13 sebagai sisi terpendek)
5) 15, …, … (15 sebagai sisi terpendek)
"Waktu 1 detik yang barusan lewat itu aja udah jadi masa lalu lho. Kita hidup untuk masa sekarang, yuk yuk kita perjuangkan!" - KIP -
Senin, 24 Mei 2010
Minggu, 23 Mei 2010
STIM KIVIS - Special Treatment Matematika - 2
STIM KIVIS
Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD
Trik Menghitung Cepat – 1
Rumus Dasar: a2 – b2 = (a + b) × (a – b)
[a kuadrat dikurangi b kuadrat = jumlah a dan b dikalikan selisih a dan b]
Contoh:
52 – 42 = (5 + 4) × ( 5 – 4) = 9 × 1 = 9 9 adalah 5 + 4
142 – 132 = (14 + 13) × (14 – 13) = 27 × 1 = 27 27 adalah 14 + 13
Jika selisih bilangan pertama dan kedua hanya 1, selisih kuadrat bilangan pertama dan kedua sama dengan jumlah bilangan pertama dan kedua.
232 – 222 = 23 + 22 = 45
Karena selisih 23 dan 22 hanya 1, selisih kuadrat 23 dan 22 sama dengan 23 + 22
102 – 82 = (10 + 8) × ( 10 – 8) = 18 × 2 = 36
Aplikasi Rumus Dasar:
1) 11 × 9 = (10 + 1) × (10 – 1) = 102 – 12 = 100 – 1 = 99
Bentuk (a + b) × (a – b) = a2 – b2
2) 28 × 22 = (25 + 3) × (25 – 3) = 252 – 32 = 625 – 9 = 616 (Ingat pelajaran kemarin?)
3) 52 × 48 = (50 + 2) × (50 – 2) = 502 – 22 = 2500 – 4 = 2496
Latihan:
1) 34 × 46 = …
2) 65 × 35 = …
Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD
Trik Menghitung Cepat – 1
Rumus Dasar: a2 – b2 = (a + b) × (a – b)
[a kuadrat dikurangi b kuadrat = jumlah a dan b dikalikan selisih a dan b]
Contoh:
52 – 42 = (5 + 4) × ( 5 – 4) = 9 × 1 = 9 9 adalah 5 + 4
142 – 132 = (14 + 13) × (14 – 13) = 27 × 1 = 27 27 adalah 14 + 13
Jika selisih bilangan pertama dan kedua hanya 1, selisih kuadrat bilangan pertama dan kedua sama dengan jumlah bilangan pertama dan kedua.
232 – 222 = 23 + 22 = 45
Karena selisih 23 dan 22 hanya 1, selisih kuadrat 23 dan 22 sama dengan 23 + 22
102 – 82 = (10 + 8) × ( 10 – 8) = 18 × 2 = 36
Aplikasi Rumus Dasar:
1) 11 × 9 = (10 + 1) × (10 – 1) = 102 – 12 = 100 – 1 = 99
Bentuk (a + b) × (a – b) = a2 – b2
2) 28 × 22 = (25 + 3) × (25 – 3) = 252 – 32 = 625 – 9 = 616 (Ingat pelajaran kemarin?)
3) 52 × 48 = (50 + 2) × (50 – 2) = 502 – 22 = 2500 – 4 = 2496
Latihan:
1) 34 × 46 = …
2) 65 × 35 = …
Sabtu, 22 Mei 2010
Belajar Bahasa Jerman - 6
Sechste – am Samstag, fűnfzehnten Mai zweitausendzehn
(Keenam – pada hari Sabtu, 15 Mei 2010)
Personalpronomen – 3
Akkusativ (Sebagai Objek Penderita)
ich -> mich (identik dengan I -> me)
du -> dich (identik dengan You -> you)
er -> ihn (identik dengan He -> him) ein -> einen
sie -> sie eine -> eine
es -> es ein -> ein
wir -> uns
Sie/sie -> Sie/sie
ihr -> euch
Contoh:
1. Ich liebe dich. (Saya cinta kamu)
2. Ich bringe einen Kugelschreiber (Saya membawa sebuah bolpoin)
Essen und Trinken
s, Obst = buah r, Käse = keju e, Wurst = sosis
r, Salat = salat e, Milch = susu s, Geműse = sayur
r, Reis = nasi r, Fisch = ikan s, Bier = bir
s, Glas = gelas (sloki) r, Wein = anggur s, Wasser = air
e, Butter = mentega s, Fleisch = daging s, Ei = telur
r, Kuchen = kue r, Lőffel = sendok s, Brot = roti
e, Gabel = garpu r, Teller = piring s, Messer = pisau
e, Marmelade = selai r, Tee = teh r, Kaffee = kopi
e, Cola = Coca-cola r, Hamburger = hamburger s, Hähnchen = ayam
e, Suppe = sup e, Pizza = pizza s, Kotelett = iga
e, Karotte = wortel e, Flasche = botol e, Dose = kaleng
e, Tasse = cangkir s, Ei = telur
Konjugasi Kata Kerja untuk Essen Trinken
Ich esse trinke
du ißt trinkst
er, sie, es ißt trinkt
wir, Sie, sie essen trinken
ihr esst trinkt
Contoh
1. Lionel Messi ißt einen Hamburger und trinkt eine Flasche Cola.
(Lionel Messi memakan sebuah hamburger dan meminum sebotol Coca-cola)
2. Eine Zwiebelsuppe und eine Tasse Kaffee, bitte.
(Sebuah sup bawang dan sebuah cangkir kopi, tolong)
(Keenam – pada hari Sabtu, 15 Mei 2010)
Personalpronomen – 3
Akkusativ (Sebagai Objek Penderita)
ich -> mich (identik dengan I -> me)
du -> dich (identik dengan You -> you)
er -> ihn (identik dengan He -> him) ein -> einen
sie -> sie eine -> eine
es -> es ein -> ein
wir -> uns
Sie/sie -> Sie/sie
ihr -> euch
Contoh:
1. Ich liebe dich. (Saya cinta kamu)
2. Ich bringe einen Kugelschreiber (Saya membawa sebuah bolpoin)
Essen und Trinken
s, Obst = buah r, Käse = keju e, Wurst = sosis
r, Salat = salat e, Milch = susu s, Geműse = sayur
r, Reis = nasi r, Fisch = ikan s, Bier = bir
s, Glas = gelas (sloki) r, Wein = anggur s, Wasser = air
e, Butter = mentega s, Fleisch = daging s, Ei = telur
r, Kuchen = kue r, Lőffel = sendok s, Brot = roti
e, Gabel = garpu r, Teller = piring s, Messer = pisau
e, Marmelade = selai r, Tee = teh r, Kaffee = kopi
e, Cola = Coca-cola r, Hamburger = hamburger s, Hähnchen = ayam
e, Suppe = sup e, Pizza = pizza s, Kotelett = iga
e, Karotte = wortel e, Flasche = botol e, Dose = kaleng
e, Tasse = cangkir s, Ei = telur
Konjugasi Kata Kerja untuk Essen Trinken
Ich esse trinke
du ißt trinkst
er, sie, es ißt trinkt
wir, Sie, sie essen trinken
ihr esst trinkt
Contoh
1. Lionel Messi ißt einen Hamburger und trinkt eine Flasche Cola.
(Lionel Messi memakan sebuah hamburger dan meminum sebotol Coca-cola)
2. Eine Zwiebelsuppe und eine Tasse Kaffee, bitte.
(Sebuah sup bawang dan sebuah cangkir kopi, tolong)
Jumat, 21 Mei 2010
STIM KIVIS - Special Treatment Matematika
STIM KIVIS
Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD
Keajaiban Perkalian Bilangan Kembar dengan Satuan Angka 5
Rumus Dasar: 5 × 5 = 25
Rumus Turunan: …5 ×…5 = …25
(angka di depan × angka setelah angka di depan = hasil)
Contoh:
15 × 15 = 225 (1 × 2 = 2) 2 adalah angka setelah 1
25 × 25 = 625 (2 × 3 =6) 3 adalah angka setelah 2
35 × 35 = 1225 (3 × 4 = 12) 4 adalah angka setelah 3
45 × 45 = 2025 (4 × 5 = 20) 5 adalah angka setelah 4
55 × 55 = 3025 (5 × 6 = 30) 6 adalah angka setelah 5
Latihan:
1) 95 × 95 = …
2) 105 × 105 = …
3) 195 × 195 = …
Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD
Keajaiban Perkalian Bilangan Kembar dengan Satuan Angka 5
Rumus Dasar: 5 × 5 = 25
Rumus Turunan: …5 ×…5 = …25
(angka di depan × angka setelah angka di depan = hasil)
Contoh:
15 × 15 = 225 (1 × 2 = 2) 2 adalah angka setelah 1
25 × 25 = 625 (2 × 3 =6) 3 adalah angka setelah 2
35 × 35 = 1225 (3 × 4 = 12) 4 adalah angka setelah 3
45 × 45 = 2025 (4 × 5 = 20) 5 adalah angka setelah 4
55 × 55 = 3025 (5 × 6 = 30) 6 adalah angka setelah 5
Latihan:
1) 95 × 95 = …
2) 105 × 105 = …
3) 195 × 195 = …
Rabu, 19 Mei 2010
Piring Makan Wismaya Adi Purnama
Indonesia Negara Asia Pertama Juarai GEC 2009
Kampanye Stop Kelaparan Melalui Produk Piring. Putra-putri terbaik Indonesia berhasil menjuarai beberapa lomba science tingkat internasional. Kali ini enam siswa menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009 yang dilombakan di Glasgow, Skotlandia. Ini prestasi pertama yang diraih negara Asia. SENYUM lebar menghiasi wajah Wismaya Adi Purnama dan lima temannya ketika menerima medali dari Surya Institute dan United in Diversity di Palalada Restaurant, Alun-Alun Indonesia, West Mall Grand Indonesia, kemarin (26/8).
Siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, dan kawan-kawannya itu berhasil menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009. Selain Wismaya, tim juara tersebut terdiri atas Lita Gunawan (SMAK Yahya Bandung), Rizki Satrio Nugroho (SMA Madania PIS Bogor), Evelyn Antoinette (Bina Bangsa School Jakarta), Asyraf Firas Abdurrasyid (SMAN 1 Bandung), dan Christa Yona Twedrian (SMA Regina Pacis Bogor).
Surya Institute yang diketuai Prof Yohanes Surya PhD dan United in Diversity yang didirikan MIT Sloan School of Management, Universitas Indonesia, adalah pembimbing enam siswa tersebut. Mereka ingin memberikan penghargaan sendiri ketika piala dari GEC Skotlandia belum tiba. Rencananya, piala tersebut akan diserahkan oleh Gordon McVie (GEC Creator & Convener) kepada tim GEC Indonesia.
Untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan pada 22-23 Juli tersebut, tim Indonesia memang tidak perlu datang ke Glasgow. Tapi, cukup mengirim karya atau proposal. GEC adalah lomba inovasi dan entrepreneurial kelompok remaja berusia 16-19 tahun. Keikutsertaan tim Indonesia tahun ini merupakan partisipasi kedua. Tahun lalu juga ikut, namun belum beruntung. Tim Merah Putih hanya menduduki peringkat ke enam dunia.
Sebelumnya, enam siswa tersebut mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta pada 29-31 Mei lalu melalui ASEAN Science Entrepreneur Challenge (ASEC). Menurut Wismaya, ada 48 peserta dari 18 SMA dan perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti even tersebut. Tim juri membagi peserta menjadi delapan kelompok secara acak. Satu kelompok terdiri atas enam siswa dengan latar sekolah berbeda, jurusan berbeda, dan gender berbeda. Tim juri ingin membuktikan bahwa perbedaan latar belakang tidak menjadi sandungan untuk bekerja sama. Dari seleksi itu, Wismaya dan kawan-kawan tampil sebagai pemenang. Mereka berhak mengirimkan karyanya untuk mewakili Indonesia ke ajang internasional di Glasgow, Skotlandia.
Tidak kurang dari 15 negara yang bersaing di Glasgow. Mereka harus menjawab tantangan (challenge) persoalan yang diberikan NASA (National Aeronautics and Space Administration), salah satu panitia, yang dirilis melalui internet. Tantangan itu adalah merancang prototipe dan rencana bisnis produk yang bisa dipasarkan secara komersial. ”Semua konsep, rancangan prototipe, rencana bisnis, dan rekaman presentasi itu harus disajikan dalam waktu tiga menit,” papar Wismaya. Peserta hanya diberi waktu 24 jam untuk membuat rencana bisnis tersebut.
Temanya tentang kelaparan. Panitia menunjukkan, setiap hari satu miliar orang di dunia kelaparan. Di lain pihak, rumah tangga di negara-negara G-20 membuang jutaan ton makanan sisa senilai miliaran dolar. Peserta GEC 2009 ditantang untuk merancang model berupa produk atau jasa inovatif yang bisa mengurangi makanan terbuang (reduce food waste). Tim Indonesia sepakat membuat rencana bisnis dengan kampanye stop kelaparan. ”Apalagi tiap lima detik satu orang meninggal karena kelaparan,” kata Rizky Satrio Nugroho, anggota tim.
Bentuk kampanyenya adalah tulisan tentang kelaparan yang ditempelkan pada piring berbahan porselen. Bisnis yang dirancang dalam kampanye ini adalah memproduksi piring-piring tersebut sebagai media kampanye. ”Kenapa piring? Piring dipakai semua orang sehingga mudah untuk melihat pesan yang ingin kami sampaikan,” ujar Asyraf Firas Abdurrasyid, pencetus ide tersebut. Mereka berencana memproduksi 1.000 hingga 5.000 piring. Asumsinya, produksi 1.000 piring bakal membutuhkan modal Rp 22 juta, sementara untuk 5.000 piring hanya Rp 67,5 juta. ”Jauh lebih murah jika kita memproduksi dalam jumlah besar. Namun, mana yang akan kami pilih bergantung investor yang tertarik dengan konsep yang kami tawarkan,” kata Christa Yona Twedrian. Nanti, lanjut dia, sepuluh persen dari hasil penjualan piring itu akan disumbangkan untuk berbagai kegiatan sosial.
GEC punya central mission control (CMC) yang tersebar di berbagai negara. Tim Indonesia dan Singapura bergabung di CMC di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta. Di situlah tim Indonesia dan Singapura melakukan presentasi. Tim juri GEC 2009 adalah George Abbey, senior fellow Baker Institute for Public Policy Rice University, bersama rekannya, Derek Blackwood, presiden Americas the Wood Group.
Nilai inovasi dan kreativitas Wismaya dkk berhasil meraup angka 29, dengan rentang nilai 21-35. Nilai costing 28 dengan rentang nilai 19-30, nilai market research and marketing 28, dan communication mendapat skor 30 dengan rentang nilai 20-33. Total skor tim Indonesia 115 poin. Dengan perolehan nilai itu, Indonesia berhasil menghadang laju juara bertahan Selandia Baru. Tim Merah Putih juga mengalahkan Amerika, Jerman, Australia, Skotlandia, dan Jepang. Indonesia menjadi negara Asia pertama yang mampu menyabet juara sejak GEC diluncurkan pada 2002.
Saat menerima penghargaan kemarin, enam siswa itu kembali mempresentasikan rencana bisnisnya di hadapan undangan yang sebagian besar investor. Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk menyatakan tertarik berinvestasi ke produk yang dipamerkan para siswa tersebut. Dia juga memberikan ucapan selamat kepada mereka. Rizky merasa bangga atas keberhasilan timnya. Apalagi persiapan mereka amat singkat. ”Hanya satu hari,” seru mereka hampir serentak. ”Sempat buntu juga sih. Untung, Firas punya ide mengampanyekan kelaparan lewat piring,” lanjut Rizky.
Meski semula tidak saling kenal, mereka berenam langsung cepat akrab. Apalagi mereka hanya diberi waktu 24 jam untuk mengirim konsep dan rencana bisnis kepada panitia. Yang membanggakan, mereka bakal mendapat beasiswa serta bebas memilih jurusan dan masuk Universitas Indonesia tanpa tes. ”Kami senang sekali karena bisa menang lomba internasional mengalahkan negara-negara besar,” ucap Lita Gunawan. (JP)
diambil dari
http://bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/08/indonesia-negara-asia-pertama-juarai.html
Wismaya Adi Purnama, siswa kelas XII SMA Taruna Nusantara ini, adalah teman sekelas penulis selama 2 tahun, di kelas XI-IA3 dan XII-IA8.
Kreasi dan inovasinya tak pernah berakhir, orang yang amat luar biasa!
Kampanye Stop Kelaparan Melalui Produk Piring. Putra-putri terbaik Indonesia berhasil menjuarai beberapa lomba science tingkat internasional. Kali ini enam siswa menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009 yang dilombakan di Glasgow, Skotlandia. Ini prestasi pertama yang diraih negara Asia. SENYUM lebar menghiasi wajah Wismaya Adi Purnama dan lima temannya ketika menerima medali dari Surya Institute dan United in Diversity di Palalada Restaurant, Alun-Alun Indonesia, West Mall Grand Indonesia, kemarin (26/8).
Siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, dan kawan-kawannya itu berhasil menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009. Selain Wismaya, tim juara tersebut terdiri atas Lita Gunawan (SMAK Yahya Bandung), Rizki Satrio Nugroho (SMA Madania PIS Bogor), Evelyn Antoinette (Bina Bangsa School Jakarta), Asyraf Firas Abdurrasyid (SMAN 1 Bandung), dan Christa Yona Twedrian (SMA Regina Pacis Bogor).
Surya Institute yang diketuai Prof Yohanes Surya PhD dan United in Diversity yang didirikan MIT Sloan School of Management, Universitas Indonesia, adalah pembimbing enam siswa tersebut. Mereka ingin memberikan penghargaan sendiri ketika piala dari GEC Skotlandia belum tiba. Rencananya, piala tersebut akan diserahkan oleh Gordon McVie (GEC Creator & Convener) kepada tim GEC Indonesia.
Untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan pada 22-23 Juli tersebut, tim Indonesia memang tidak perlu datang ke Glasgow. Tapi, cukup mengirim karya atau proposal. GEC adalah lomba inovasi dan entrepreneurial kelompok remaja berusia 16-19 tahun. Keikutsertaan tim Indonesia tahun ini merupakan partisipasi kedua. Tahun lalu juga ikut, namun belum beruntung. Tim Merah Putih hanya menduduki peringkat ke enam dunia.
Sebelumnya, enam siswa tersebut mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta pada 29-31 Mei lalu melalui ASEAN Science Entrepreneur Challenge (ASEC). Menurut Wismaya, ada 48 peserta dari 18 SMA dan perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti even tersebut. Tim juri membagi peserta menjadi delapan kelompok secara acak. Satu kelompok terdiri atas enam siswa dengan latar sekolah berbeda, jurusan berbeda, dan gender berbeda. Tim juri ingin membuktikan bahwa perbedaan latar belakang tidak menjadi sandungan untuk bekerja sama. Dari seleksi itu, Wismaya dan kawan-kawan tampil sebagai pemenang. Mereka berhak mengirimkan karyanya untuk mewakili Indonesia ke ajang internasional di Glasgow, Skotlandia.
Tidak kurang dari 15 negara yang bersaing di Glasgow. Mereka harus menjawab tantangan (challenge) persoalan yang diberikan NASA (National Aeronautics and Space Administration), salah satu panitia, yang dirilis melalui internet. Tantangan itu adalah merancang prototipe dan rencana bisnis produk yang bisa dipasarkan secara komersial. ”Semua konsep, rancangan prototipe, rencana bisnis, dan rekaman presentasi itu harus disajikan dalam waktu tiga menit,” papar Wismaya. Peserta hanya diberi waktu 24 jam untuk membuat rencana bisnis tersebut.
Temanya tentang kelaparan. Panitia menunjukkan, setiap hari satu miliar orang di dunia kelaparan. Di lain pihak, rumah tangga di negara-negara G-20 membuang jutaan ton makanan sisa senilai miliaran dolar. Peserta GEC 2009 ditantang untuk merancang model berupa produk atau jasa inovatif yang bisa mengurangi makanan terbuang (reduce food waste). Tim Indonesia sepakat membuat rencana bisnis dengan kampanye stop kelaparan. ”Apalagi tiap lima detik satu orang meninggal karena kelaparan,” kata Rizky Satrio Nugroho, anggota tim.
Bentuk kampanyenya adalah tulisan tentang kelaparan yang ditempelkan pada piring berbahan porselen. Bisnis yang dirancang dalam kampanye ini adalah memproduksi piring-piring tersebut sebagai media kampanye. ”Kenapa piring? Piring dipakai semua orang sehingga mudah untuk melihat pesan yang ingin kami sampaikan,” ujar Asyraf Firas Abdurrasyid, pencetus ide tersebut. Mereka berencana memproduksi 1.000 hingga 5.000 piring. Asumsinya, produksi 1.000 piring bakal membutuhkan modal Rp 22 juta, sementara untuk 5.000 piring hanya Rp 67,5 juta. ”Jauh lebih murah jika kita memproduksi dalam jumlah besar. Namun, mana yang akan kami pilih bergantung investor yang tertarik dengan konsep yang kami tawarkan,” kata Christa Yona Twedrian. Nanti, lanjut dia, sepuluh persen dari hasil penjualan piring itu akan disumbangkan untuk berbagai kegiatan sosial.
GEC punya central mission control (CMC) yang tersebar di berbagai negara. Tim Indonesia dan Singapura bergabung di CMC di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta. Di situlah tim Indonesia dan Singapura melakukan presentasi. Tim juri GEC 2009 adalah George Abbey, senior fellow Baker Institute for Public Policy Rice University, bersama rekannya, Derek Blackwood, presiden Americas the Wood Group.
Nilai inovasi dan kreativitas Wismaya dkk berhasil meraup angka 29, dengan rentang nilai 21-35. Nilai costing 28 dengan rentang nilai 19-30, nilai market research and marketing 28, dan communication mendapat skor 30 dengan rentang nilai 20-33. Total skor tim Indonesia 115 poin. Dengan perolehan nilai itu, Indonesia berhasil menghadang laju juara bertahan Selandia Baru. Tim Merah Putih juga mengalahkan Amerika, Jerman, Australia, Skotlandia, dan Jepang. Indonesia menjadi negara Asia pertama yang mampu menyabet juara sejak GEC diluncurkan pada 2002.
Saat menerima penghargaan kemarin, enam siswa itu kembali mempresentasikan rencana bisnisnya di hadapan undangan yang sebagian besar investor. Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk menyatakan tertarik berinvestasi ke produk yang dipamerkan para siswa tersebut. Dia juga memberikan ucapan selamat kepada mereka. Rizky merasa bangga atas keberhasilan timnya. Apalagi persiapan mereka amat singkat. ”Hanya satu hari,” seru mereka hampir serentak. ”Sempat buntu juga sih. Untung, Firas punya ide mengampanyekan kelaparan lewat piring,” lanjut Rizky.
Meski semula tidak saling kenal, mereka berenam langsung cepat akrab. Apalagi mereka hanya diberi waktu 24 jam untuk mengirim konsep dan rencana bisnis kepada panitia. Yang membanggakan, mereka bakal mendapat beasiswa serta bebas memilih jurusan dan masuk Universitas Indonesia tanpa tes. ”Kami senang sekali karena bisa menang lomba internasional mengalahkan negara-negara besar,” ucap Lita Gunawan. (JP)
diambil dari
http://bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/08/indonesia-negara-asia-pertama-juarai.html
Wismaya Adi Purnama, siswa kelas XII SMA Taruna Nusantara ini, adalah teman sekelas penulis selama 2 tahun, di kelas XI-IA3 dan XII-IA8.
Kreasi dan inovasinya tak pernah berakhir, orang yang amat luar biasa!
Selasa, 18 Mei 2010
How is the Easy Way to Solve the Raping Cases?
How is the easy way to solve the raping cases?
INTRODUCTION
“Then, who’s the father of this baby?” This words were often said when a husband knew that the baby of his wife wasn’t the result of their love. Yes, for them, the raping victims, getting married as fast as she can is the best choice. It’s because the fact that a baby with “Without Father” status makes the family become ashamed very much.
Unfortunately, the raping cases for the girls, weren’t categorized as seldom cases in this country. The victim’s family must seek, who’s the rapist and they will force him to take the responsibilities. But, it’s very difficult to find him, therefore that the fact is the rapists were more than one person. In the other word, that girl actually is being overwhelmed by some men that want to enjoy her by turns.
For example, we assume that there are 5 rapists in that case. After learning Biology, we know that only one of them that being the father of the child. But, it’s hard to decide who’s the father, that must take the responsibility of that baby? Should we wait the baby, until he grow up and find the similarity with his father? Yeah, maybe it’s useful, but it’s in the past. Now, there is a simple, quick, and accurate way to solve that problem. The DNA test. The arrangement of the Child’s DNA must be similar to his father one.
THE DEFINITION
Well, it’s more popular to call it as DNA fingerprint. DNA fingerprint is a method to check and analyze the arrangement of DNA in our body. Before talking much about DNA, I offer you to rewind your memories as a Senior-High School student. We should know what is exactly the meaning of word DNA is. An organism contains a lot of cells. Each of cells contains the nucleus. There are a lot of chromosomes inside of nucleus. Different species, it has different quantities and types of the chromosomes.
So, where is the DNA? DNA is located inside of the chromosomes. The characteristics of all living organisms, including humans, are essentially determined by information contained within DNA that they inherit from their parents. The molecular structure of DNA can be imagined as a zipper with each tooth represented by one of four letters (A, C, G, or T) and with opposite teeth forming one of two pairs, either AT or GC. DNA’s create the chain of chromosomes. DNA is something that save all information about the genetics of an organism. DNA will become the blue-print of organism creation for the next inheritance generation. So, that’s the reason why is the composition of the child DNA’s is similar to their parents one.
From this knowledge, we logically understand that it is the key words. So, we can conclude that different organisms in a species, it also has the difference of the Nitrogen’s base orders in DNA. That makes there is a human that similar each other with the other humans. The parents give their blue-print to their child, and the cycle of generation last for a long time.
Well, and then look at the word DNA fingerprint. Like the fingerprints that came into use by detectives and police labs during the 1930s, each person has a unique DNA fingerprint (Figure 1). Unlike a conventional fingerprint that occurs only on the fingertips and can be altered by surgery, a DNA fingerprint is the same for every cell, tissue, and organ of a person. It cannot be altered by any known treatment. Consequently, DNA fingerprinting is rapidly becoming the primary method for identifying and distinguishing among individual human beings.
The DNA fingerprint test usually used for 2 purposes, for (1)private purpose, for example is to decide who is the parents of the child or the child of the parents and (2) the law purpose, to solve the forensic problem, such as to identify the destroyed victim, to match the DNA of the victims with their family. It is also used to proof the crime of raping cases or murders.
Almost all of Biologically part from our body can be used as the sample of DNA test. But the most recently used is blood, hair, buccal swab (inside of the cheek), and the nails. Sperms, muscles, bones, integuments, and saliva are often used too. It depends on what can be found in the Accident’s happen places.
Actually, there is only 2 type of DNA that used for the test, the DNA inside of the nucleus and in the mitochondria one. For an accurate result, we often use the Nucleus’ DNA, because it won’t be changed forever. Let’s imagine some cases. For the sperms sample, we use the head of spermatozoa, because it contains them. And for the hair, they are located in the hair’s root. But, the most unique thing is the Mitochondria’s DNA is the special DNA, that often used to see the similarity maternally (with his/her mother).
THE STEPS
DNA fingerprinting is a laboratory procedure that requires six steps (Figure 3):
1) Isolation of DNA. DNA must be recovered from the cells or tissues of the body. Only a small amount of tissue, like blood, hair, or skin, is needed. For example, the amount of DNA found at the root of one hair is usually sufficient.
2) Cutting, sizing, and sorting. Special enzymes called restriction enzymes are used to cut the DNA at specific places. For example, an enzyme called EcoR1, found in bacteria, will cut DNA only when the sequence GAATTC occurs.
The DNA pieces are sorted according to size by a sieving technique called electrophoresis. The DNA pieces are passed through a gel made from seaweed agarose (a jelly-like product made from seaweed). This technique is the DNA equivalent of screening sand through progressively finer mesh screens to determine particle sizes.
3) Transfer of DNA to nylon. The distribution of DNA pieces is transferred to a nylon sheet by placing the sheet on the gel and soaking them overnight.
4-5) Probing. Adding radioactive or colored probes to the nylon sheet produces a pattern called the DNA fingerprint. Each probe typically sticks in only one or two specific places on the nylon sheet.
6) DNA fingerprint. The final DNA fingerprint is built by using several probes (5-10 or more) simultaneously. It resembles the bar codes used by grocery store scanners.
In Indonesia, there are only two places to the DNA test. Laboratorium Pusdokkes Polri Jakarta Timur and Lembaga Bio Molekuler Eijkman Jakarta Pusat. The cost of having DNA test is 8 million Rupiahs, for one packet. The results of the test will be showed for 12 days after the test.
The technology of DNA fingerprint is improved rapidly. But, Indonesia still use the electrophoresis method, such as using phenolchloroform to isolate the blood and Chilex to isolate the hair.
Getting DNA of some people haven’t been finished yet, we must match each of it, the order of the Nitrogen’s base I mean, to see the similarity inheritance generation of humans. If it’s arranged in the correct order each other, we can conclude 100% that they come from the same family. But, if it isn’t, we can say that they come from different family.
THE CONCLUSION
Nah, from the explanation above, we can solve the problem in the beginning of this article easily now. We learn something too. The truth that there is a simple method to analyze the relatives connectivity each others. So, the crime of raping cases, won’t be as many as before. The reason is the police has this new method to identify the rapists quickly from this DNA fingerprint. I think, I can say that the applications of DNA fingerprint are so many in the future.
That’s the invention of human. If there is any difficulty to analyze the crime cases, the other humans must continue the researches to develop the science and technology and find the way to solve that problems.
The development of Science and Technology is very important to maintain the existence of humans in the future.
For further information, you should browse to:
www.biotech.iastate.edu
www.chem-is-try.org
Created by:
Kristanto Irawan Putra
XII-IA8/13
INTRODUCTION
“Then, who’s the father of this baby?” This words were often said when a husband knew that the baby of his wife wasn’t the result of their love. Yes, for them, the raping victims, getting married as fast as she can is the best choice. It’s because the fact that a baby with “Without Father” status makes the family become ashamed very much.
Unfortunately, the raping cases for the girls, weren’t categorized as seldom cases in this country. The victim’s family must seek, who’s the rapist and they will force him to take the responsibilities. But, it’s very difficult to find him, therefore that the fact is the rapists were more than one person. In the other word, that girl actually is being overwhelmed by some men that want to enjoy her by turns.
For example, we assume that there are 5 rapists in that case. After learning Biology, we know that only one of them that being the father of the child. But, it’s hard to decide who’s the father, that must take the responsibility of that baby? Should we wait the baby, until he grow up and find the similarity with his father? Yeah, maybe it’s useful, but it’s in the past. Now, there is a simple, quick, and accurate way to solve that problem. The DNA test. The arrangement of the Child’s DNA must be similar to his father one.
THE DEFINITION
Well, it’s more popular to call it as DNA fingerprint. DNA fingerprint is a method to check and analyze the arrangement of DNA in our body. Before talking much about DNA, I offer you to rewind your memories as a Senior-High School student. We should know what is exactly the meaning of word DNA is. An organism contains a lot of cells. Each of cells contains the nucleus. There are a lot of chromosomes inside of nucleus. Different species, it has different quantities and types of the chromosomes.
So, where is the DNA? DNA is located inside of the chromosomes. The characteristics of all living organisms, including humans, are essentially determined by information contained within DNA that they inherit from their parents. The molecular structure of DNA can be imagined as a zipper with each tooth represented by one of four letters (A, C, G, or T) and with opposite teeth forming one of two pairs, either AT or GC. DNA’s create the chain of chromosomes. DNA is something that save all information about the genetics of an organism. DNA will become the blue-print of organism creation for the next inheritance generation. So, that’s the reason why is the composition of the child DNA’s is similar to their parents one.
From this knowledge, we logically understand that it is the key words. So, we can conclude that different organisms in a species, it also has the difference of the Nitrogen’s base orders in DNA. That makes there is a human that similar each other with the other humans. The parents give their blue-print to their child, and the cycle of generation last for a long time.
Well, and then look at the word DNA fingerprint. Like the fingerprints that came into use by detectives and police labs during the 1930s, each person has a unique DNA fingerprint (Figure 1). Unlike a conventional fingerprint that occurs only on the fingertips and can be altered by surgery, a DNA fingerprint is the same for every cell, tissue, and organ of a person. It cannot be altered by any known treatment. Consequently, DNA fingerprinting is rapidly becoming the primary method for identifying and distinguishing among individual human beings.
The DNA fingerprint test usually used for 2 purposes, for (1)private purpose, for example is to decide who is the parents of the child or the child of the parents and (2) the law purpose, to solve the forensic problem, such as to identify the destroyed victim, to match the DNA of the victims with their family. It is also used to proof the crime of raping cases or murders.
Almost all of Biologically part from our body can be used as the sample of DNA test. But the most recently used is blood, hair, buccal swab (inside of the cheek), and the nails. Sperms, muscles, bones, integuments, and saliva are often used too. It depends on what can be found in the Accident’s happen places.
Actually, there is only 2 type of DNA that used for the test, the DNA inside of the nucleus and in the mitochondria one. For an accurate result, we often use the Nucleus’ DNA, because it won’t be changed forever. Let’s imagine some cases. For the sperms sample, we use the head of spermatozoa, because it contains them. And for the hair, they are located in the hair’s root. But, the most unique thing is the Mitochondria’s DNA is the special DNA, that often used to see the similarity maternally (with his/her mother).
THE STEPS
DNA fingerprinting is a laboratory procedure that requires six steps (Figure 3):
1) Isolation of DNA. DNA must be recovered from the cells or tissues of the body. Only a small amount of tissue, like blood, hair, or skin, is needed. For example, the amount of DNA found at the root of one hair is usually sufficient.
2) Cutting, sizing, and sorting. Special enzymes called restriction enzymes are used to cut the DNA at specific places. For example, an enzyme called EcoR1, found in bacteria, will cut DNA only when the sequence GAATTC occurs.
The DNA pieces are sorted according to size by a sieving technique called electrophoresis. The DNA pieces are passed through a gel made from seaweed agarose (a jelly-like product made from seaweed). This technique is the DNA equivalent of screening sand through progressively finer mesh screens to determine particle sizes.
3) Transfer of DNA to nylon. The distribution of DNA pieces is transferred to a nylon sheet by placing the sheet on the gel and soaking them overnight.
4-5) Probing. Adding radioactive or colored probes to the nylon sheet produces a pattern called the DNA fingerprint. Each probe typically sticks in only one or two specific places on the nylon sheet.
6) DNA fingerprint. The final DNA fingerprint is built by using several probes (5-10 or more) simultaneously. It resembles the bar codes used by grocery store scanners.
In Indonesia, there are only two places to the DNA test. Laboratorium Pusdokkes Polri Jakarta Timur and Lembaga Bio Molekuler Eijkman Jakarta Pusat. The cost of having DNA test is 8 million Rupiahs, for one packet. The results of the test will be showed for 12 days after the test.
The technology of DNA fingerprint is improved rapidly. But, Indonesia still use the electrophoresis method, such as using phenolchloroform to isolate the blood and Chilex to isolate the hair.
Getting DNA of some people haven’t been finished yet, we must match each of it, the order of the Nitrogen’s base I mean, to see the similarity inheritance generation of humans. If it’s arranged in the correct order each other, we can conclude 100% that they come from the same family. But, if it isn’t, we can say that they come from different family.
THE CONCLUSION
Nah, from the explanation above, we can solve the problem in the beginning of this article easily now. We learn something too. The truth that there is a simple method to analyze the relatives connectivity each others. So, the crime of raping cases, won’t be as many as before. The reason is the police has this new method to identify the rapists quickly from this DNA fingerprint. I think, I can say that the applications of DNA fingerprint are so many in the future.
That’s the invention of human. If there is any difficulty to analyze the crime cases, the other humans must continue the researches to develop the science and technology and find the way to solve that problems.
The development of Science and Technology is very important to maintain the existence of humans in the future.
For further information, you should browse to:
www.biotech.iastate.edu
www.chem-is-try.org
Created by:
Kristanto Irawan Putra
XII-IA8/13
Minggu, 16 Mei 2010
Belajar Bahasa Jerman - 5
Fűnfte – am Freitag, vierzehnten Mai zweitausendzehn
(Kelima – pada hari Jumat, 14 Mei 2010)
Personalpronomen – 2
Possessivpronomen (Posesif / Kata Ganti Kepunyaan)
ich -> mein,-e (identik dengan I -> My)
du -> dein,-e (identik dengan You -> Your)
er -> sein,-e (identik dengan He -> His)
sie -> ihr,-e
es -> sein,-e
wir -> unser,-e
Sie/sie -> Ihr/ihr,-e
ihr -> euer,eure
mein (tanpa akhiran –e) digunakan apabila diikuti kata benda yang menggunakan artikel der dan das, sedangkan meine (dengan akhiran –e) untuk artikel die.
Nomen (Kata Benda)
Kata Benda dalam Bahasa Jerman dibedakan menjadi 3 genus, yaitu maskulin, feminin, dan netral. Maskulin (Männlich) ditandai dengan penggunaan artikel der, Feminin (Weiblich) dengan die, dan Netral (Sächlich) dengan das. Penulisan Kata Benda dalam Bahasa Jerman harus diawali dengan huruf kapital.
Contoh: der Kugelschreiber (bolpoin), die Tasche (tas), das Buch (buku)
Penggunaan er dan sie dalam Bahasa Jerman tidak hanya mengacu kepada dia laki-laki atau dia perempuan. Kata ganti er juga dapat menggantikan kata benda berartikel der, sie untuk kata benda berartikel die, dan es untuk das.
Űbung (Latihan)
1. der Bleistift -> Das ist mein Bleistift. (Itu pensil saya)
2. die Lampe -> Das ist ihre Lampe. (Itu lampu dia perempuan)
3. das Auto -> Das ist euer Auto. (Itu mobil kalian)
4. r, Vater -> Das ist unser Vater. (Itu ayah kami)
5. e, Tafel -> Das ist seine Tafel. (itu papan tulis dia laki-laki)
6. s, Hobby -> Das ist dein Hobby. (itu hobi dia laki-laki).
(Kelima – pada hari Jumat, 14 Mei 2010)
Personalpronomen – 2
Possessivpronomen (Posesif / Kata Ganti Kepunyaan)
ich -> mein,-e (identik dengan I -> My)
du -> dein,-e (identik dengan You -> Your)
er -> sein,-e (identik dengan He -> His)
sie -> ihr,-e
es -> sein,-e
wir -> unser,-e
Sie/sie -> Ihr/ihr,-e
ihr -> euer,eure
mein (tanpa akhiran –e) digunakan apabila diikuti kata benda yang menggunakan artikel der dan das, sedangkan meine (dengan akhiran –e) untuk artikel die.
Nomen (Kata Benda)
Kata Benda dalam Bahasa Jerman dibedakan menjadi 3 genus, yaitu maskulin, feminin, dan netral. Maskulin (Männlich) ditandai dengan penggunaan artikel der, Feminin (Weiblich) dengan die, dan Netral (Sächlich) dengan das. Penulisan Kata Benda dalam Bahasa Jerman harus diawali dengan huruf kapital.
Contoh: der Kugelschreiber (bolpoin), die Tasche (tas), das Buch (buku)
Penggunaan er dan sie dalam Bahasa Jerman tidak hanya mengacu kepada dia laki-laki atau dia perempuan. Kata ganti er juga dapat menggantikan kata benda berartikel der, sie untuk kata benda berartikel die, dan es untuk das.
Űbung (Latihan)
1. der Bleistift -> Das ist mein Bleistift. (Itu pensil saya)
2. die Lampe -> Das ist ihre Lampe. (Itu lampu dia perempuan)
3. das Auto -> Das ist euer Auto. (Itu mobil kalian)
4. r, Vater -> Das ist unser Vater. (Itu ayah kami)
5. e, Tafel -> Das ist seine Tafel. (itu papan tulis dia laki-laki)
6. s, Hobby -> Das ist dein Hobby. (itu hobi dia laki-laki).
Sabtu, 15 Mei 2010
Belajar Bahasa Jerman - 4
Vierte – am Mittwoch, zwoelften Mai zweitausendzehn
(Keempat – pada hari Rabu, 12 Mei 2010)
Gruessen (Ucapan Salam) – 2
• Tschuess! (Sampai Jumpa!)
• Danke sehr! (Terima kasih banyak!)
• Gleichfalls / Keine Ursache (Sama-sama)
• Ich gratuliere ihr zum Geburtstag / Herzlichen Glueckwunch zum Geburtstag!
(Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada dia perempuan / Selamat ulang tahun!)
• Glueckwunch zum Lebaran! (Selamat Lebaran!)
• Froechlice Weihnachten! (Selamat hari Natal!)
• Ein gluckliches Neujahr! (Selamat tahun baru!)
Bahasa Jerman mengenal huruf ß (escet), ű (u umlaut), ő (o umlaut), dan ä (a umlaut). Berikut adalah penulisan secara latin, pengucapan huruf-huruf tersebut, dan beberapa pengucapan diftong.
o ß = ss = [ss]
o ű = ue = [ui]
o ő = oe = [oe]
o ä = ae = [e]
o ei = [ai]
o eu = [oi]
Beispiel (Contoh)
1. Glűckwunch(Glueckwunch) zum Lebaran! (Selamat Lebaran!)
2. Sie ißt(isst) gern einen gebratener Reis. (Dia perempuan suka makan nasi goreng)
3. Das war alles fűr(fuer) Heute. Wir treffen uns weiter morgen. (That’s all for today. We meet again tomorrow)
4. Die Nudeln kosten € 4,30(vier oiro dreißig). (Mie itu harganya empat Euro tiga puluh sen)
(Keempat – pada hari Rabu, 12 Mei 2010)
Gruessen (Ucapan Salam) – 2
• Tschuess! (Sampai Jumpa!)
• Danke sehr! (Terima kasih banyak!)
• Gleichfalls / Keine Ursache (Sama-sama)
• Ich gratuliere ihr zum Geburtstag / Herzlichen Glueckwunch zum Geburtstag!
(Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada dia perempuan / Selamat ulang tahun!)
• Glueckwunch zum Lebaran! (Selamat Lebaran!)
• Froechlice Weihnachten! (Selamat hari Natal!)
• Ein gluckliches Neujahr! (Selamat tahun baru!)
Bahasa Jerman mengenal huruf ß (escet), ű (u umlaut), ő (o umlaut), dan ä (a umlaut). Berikut adalah penulisan secara latin, pengucapan huruf-huruf tersebut, dan beberapa pengucapan diftong.
o ß = ss = [ss]
o ű = ue = [ui]
o ő = oe = [oe]
o ä = ae = [e]
o ei = [ai]
o eu = [oi]
Beispiel (Contoh)
1. Glűckwunch(Glueckwunch) zum Lebaran! (Selamat Lebaran!)
2. Sie ißt(isst) gern einen gebratener Reis. (Dia perempuan suka makan nasi goreng)
3. Das war alles fűr(fuer) Heute. Wir treffen uns weiter morgen. (That’s all for today. We meet again tomorrow)
4. Die Nudeln kosten € 4,30(vier oiro dreißig). (Mie itu harganya empat Euro tiga puluh sen)
Kamis, 13 Mei 2010
STIM KIVIS (Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD)
Pengen Jadi Raja Matematika SD?
S’kali Nglirik Soal, Dapet Jawabannya…
Ngitung Cepat dan Tepat, TANPA Orek-orekan…
STIM KIVIS (Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD)
Sdr. KRISTANTO 08156564747
S’kali Nglirik Soal, Dapet Jawabannya…
Ngitung Cepat dan Tepat, TANPA Orek-orekan…
STIM KIVIS (Special Treatment Matematika Kelas III,IV, V, dan VI SD)
Sdr. KRISTANTO 08156564747
Belajar Bahasa Jerman - 3
Dritte – am Dienstag, elften Mai zweitausendzehn
(Ketiga – pada hari Selasa, 11 Mei 2010)
Die Zahlen (Hitungan)
1 eins 6 sechs 10 zehn
2 zwei 7 sieben 11 elf
3 drei 8 acht 12 zwoelf
4 vier 9 neun 13 dreizehn
5 fuenf 0 null 14 vierzehn
plus = ditambah
minus = dikurangi
mal = dikalikan
durch = dibagi
hoch = pangkat
x te Wuerfel von y = akar pangkat x dari y
ist = sama dengan
Beispiel (Contoh)
1. 1 + 1 = 2 (eins plus eins ist zwei)
2. 4 – 1 = 3 (vier minus eins ist drei)
3. 5 × 6 = 30 (fuenf mal sechs ist dreissig)
4. 16 ÷ 2 = 8 (sechzehn durch zwei ist acht)
5. 72 = 49 (sieben hoch zwei ist neunundvierzig)
6. V81 = 9 (zweite Wuerfel von einundachtzig ist neun)
(Ketiga – pada hari Selasa, 11 Mei 2010)
Die Zahlen (Hitungan)
1 eins 6 sechs 10 zehn
2 zwei 7 sieben 11 elf
3 drei 8 acht 12 zwoelf
4 vier 9 neun 13 dreizehn
5 fuenf 0 null 14 vierzehn
plus = ditambah
minus = dikurangi
mal = dikalikan
durch = dibagi
hoch = pangkat
x te Wuerfel von y = akar pangkat x dari y
ist = sama dengan
Beispiel (Contoh)
1. 1 + 1 = 2 (eins plus eins ist zwei)
2. 4 – 1 = 3 (vier minus eins ist drei)
3. 5 × 6 = 30 (fuenf mal sechs ist dreissig)
4. 16 ÷ 2 = 8 (sechzehn durch zwei ist acht)
5. 72 = 49 (sieben hoch zwei ist neunundvierzig)
6. V81 = 9 (zweite Wuerfel von einundachtzig ist neun)
Selasa, 11 Mei 2010
Belajar Bahasa Jerman - 2
Zweite – am Dienstag, vierten Mai zweitausendzehn
(Kedua – pada hari Selasa, 4 Mei 2010)
Personal Pronomen (Kata Ganti Orang) – 1
Nominativ (Sebagai Subjek) Sein (To Be) Konjugasi Kata Kerja
ich = Saya bin =am + e
du = Kamu bist =are + st
er = Dia Laki-laki ist = is + t
sie = Dia Perempuan ist + t
es = Dia Netral ist + t
wir = Kami sind + en
ihr = Kalian seid + t
Sie/ sie = Anda/ Mereka sind +en
Kata Kerja – 1
heissen = bernama
kommen = datang
wohnen = tinggal
Kata Kerja dalam Bahasa Jerman Harus Dikonjugasikan Sesuai dengan Subjek yang Digunakan.
Contoh
1. Ich bin Kristanto Irawan Putra. (Saya Kristanto Irawan Putra)
2. Ich heisse Kristanto Irawan Putra. (Saya bernama Kristanto Irawan Putra)
3. Er kommt aus Semarang. (Dia Laki-laki datang dari Semarang)
(Kedua – pada hari Selasa, 4 Mei 2010)
Personal Pronomen (Kata Ganti Orang) – 1
Nominativ (Sebagai Subjek) Sein (To Be) Konjugasi Kata Kerja
ich = Saya bin =am + e
du = Kamu bist =are + st
er = Dia Laki-laki ist = is + t
sie = Dia Perempuan ist + t
es = Dia Netral ist + t
wir = Kami sind + en
ihr = Kalian seid + t
Sie/ sie = Anda/ Mereka sind +en
Kata Kerja – 1
heissen = bernama
kommen = datang
wohnen = tinggal
Kata Kerja dalam Bahasa Jerman Harus Dikonjugasikan Sesuai dengan Subjek yang Digunakan.
Contoh
1. Ich bin Kristanto Irawan Putra. (Saya Kristanto Irawan Putra)
2. Ich heisse Kristanto Irawan Putra. (Saya bernama Kristanto Irawan Putra)
3. Er kommt aus Semarang. (Dia Laki-laki datang dari Semarang)
Sabtu, 08 Mei 2010
Belajar Bahasa Jerman
Erste – am Montag, dritten Mai zweitausendzehn
(Pertama – pada hari Senin, 3 Mei 2010)
Ucapan Salam
Guten Morgen = Selamat Pagi (05.00 – 12.00)
Guten Tag = Selamat Siang (12.00-18.00)
Guten Abend = Selamat Sore/ Malam (18.00-22.00)
Gute Nacht = Selamat Tidur
Auf Wiedersehen = Selamat Tinggal
Bis Morgen = Sampai Besok
Danke = Terima Kasih
Vielen Dank = Terima Kasih Banyak
(Pertama – pada hari Senin, 3 Mei 2010)
Ucapan Salam
Guten Morgen = Selamat Pagi (05.00 – 12.00)
Guten Tag = Selamat Siang (12.00-18.00)
Guten Abend = Selamat Sore/ Malam (18.00-22.00)
Gute Nacht = Selamat Tidur
Auf Wiedersehen = Selamat Tinggal
Bis Morgen = Sampai Besok
Danke = Terima Kasih
Vielen Dank = Terima Kasih Banyak
Minggu, 02 Mei 2010
Budaya sebagai Benteng Pertahanan Bangsa
Sebuah ajang kompetisi internasional tentunya diikuti oleh banyak peserta yang berasal dari berbagai negara. Di dalam ajang itu tentunya interaksi antara peserta negara satu dengan peserta dari negara lainnya tak dapat dielakkan. Pernah, di dalam suatu ajang tersebut, teman saya yang kebetulan ikut berpartisipasi, ditanyai oleh peserta dari negara lain, “Siapa namamu? Dan dari mana asalmu?”, dalam Bahasa Inggris. “Andra, Indonesia”, jawab Andra, teman saya itu.
Saya yakin, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang mudah dijawab oleh siapapun. Akan tetapi, jika di dalam situasi itu kita ditanya, “Indonesia? Apa yang terkenal dari Indonesia?”. Itu pertanyaan sukar. Spontan, kita akan berpikir. Kehidupan politiknyakah? Apakah perkembangan perekonomiannya? Ataukah kemajuan pendidikannya?
Tampaknya tak satupun dari bidang-bidang di atas yang menjadi jawabannya. Tahukah Saudara jawabannya? Budaya.
Indonesia adalah negara majemuk, yang terdiri atas lebih dari 100 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku memiliki budaya dan adat-istiadat yang khas masing-masing daerah. Budaya yang dimiliki oleh setiap suku itu meliputi lagu daerah, alat musik daerah, kesenian daerah, makanan tradisional, cerita adat, tarian adat, senjata adat, rumah adat, hingga upacara adat dengan segenap tradisinya. Kesemuanya itu bukan hanya berupa harta kebendaan, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur.
Sebagai bangsa yang majemuk, tentunya tak jarang bangsa ini dihadapkan pada konflik internal yang terjadi di antara suku-sukunya. Akan tetapi, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang terkandung dalam Pancasila, bangsa ini tetap mampu bersatu dengan menghormati setiap perbedaan yang ada sebagai suatu hal yang dapat memperkaya khazanah kebudayaan bangsa.
Dengan demikian, bangsa Indonesia adalah bangsa yang unik, satu-satunya bangsa yang tetap eksis di tengah keanekaragaman yang ada seingga memiliki potensi wisata budaya yang hampir tak terbatas. Tak cukup 1 hari kiranya untuk mengenal dan mempelajari keseluruhan budaya yang dimiliki oleh 1 suku saja. Lebih-lebih lagi, budaya itu bersifat dinamis, artinya akan selalu berkembang mengikuti arus perubahan zaman dari waktu ke waktu.
Akan tetapi, pada abad ke-21 ini muncul ancaman baru bagi bangsa Indonesia, berupa cepatnya laju arus globalisasi ke seluruh penjuru dunia. Ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi, menjadikan era globalisasi ini makin pasti akan segera tiba. Kini, jarak yang jauh akan diperdekat, waktu yang panjang akan diperpendek, dan dunia global yang luas ini hanya akan menjadi sebuah kampung global yang kecil, di mana orang-orang di seluruh dunia dapat berinteraksi secara bebas dengan kemudahan sistem transportasi dan komunikasi yang ada.
Bangsa Indonesia pun tak bisa mengelak dari ancaman ini. Era globalisasi adalah suatu konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin marak pada abad modern ini. Negara yang bisa bertahan, hanyalah negara yang bangsanya sudah benar-benar siap menghadapi arus ini. Satu hal yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudah siapkah bangsa Indonesia menghadapi arus globalisasi ini?
Belajar dari peristiwa sejarah beberapa puluh tahun yang lalu, masuknya paham liberalisme yang diwujudkan dalam kebijakan glasnost dan perestroika di Negara Uni Soviet, ternyata justru merobohkan negara adi kuasa itu karena ketidaksiapan bangsanya menghadapi paham kebebasan itu. Jati diri “bagi rata, sama rasa” yang telah melekat dalam diri masyarakat Uni Soviet tentunya tak bisa memberikan toleransi terhadap paham “yang kuat, yang berkuasa” seperti itu. Uni Soviet akhirnya cerai-berai.
Ya, demikian pulalah ancaman yang dapat ditimbulkan oleh arus globalisasi ini. Arus globalisasi pada kenyataanya menyimpan muatan politik keuntungan negara-negara maju semata. Mengapa? Sebab, masih terjadi kesenjangan kondisi perekonomian yang tajam antara negara maju dan negara berkembang. Dengan demikian, persaingan ekonomi yang sehat tidak akan pernah tercipta dengan adanya arus globalisasi ini, sebab bagaimanapun juga, negara dunia ketiga masih terus bergantung pada negara-negara maju dalam kehidupan perekonomiannya.
Apabila arus globalisasi ini tak kita siasati dengan serius, maka bukanlah hal yang tidak mungkin apabila bangsa ini kemudian bernasib sama dengan Negara Uni Soviet. Satu-satunya harapan yang masih tersisa untuk menyelamatkan bangsa Indonesia adalah budaya.
Sejak dulu, Pulau Bali mampu menjadi objek wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara hingga menjadi andalan devisa Indonesia di sektor pariwisata. Dengan demikian, bangsa asing sebenarnya telah lama bersentuhan dengan masyarakat Bali. Akan tetapi, masyarakat Bali hingga kini tetap memiliki budaya mereka, seakan-akan tanpa terpengaruh sedikitpun oleh pengaruh budaya asing yang mereka bawa. Hal inilah rahasia masyarakat Bali, yang menjadi daya tarik pulau ini terus menerus oleh wisatawan asing. Masyarakat Bali punya budaya khas, yang justru mereka tunjukkan ke dunia, di samping keindahan panorama alamnya.
Bandingkan dengan apa yang terjadi di kota-kota besar di pulau lainnya. Dengan kecanggihan teknologi yang ada, pada umumnya masyarakat Indonesia justru terpengaruh pada kehidupan bangsa barat. Mereka justru berlomba-lomba meniru budaya bangsa barat yang dianggap lebih maju daripada bangsa sendiri. Praktik “fotocopy” ini antara lain terlihat dari orientasi hidup, gaya berpakaian dan properti yang dimiliki, dan kreasi seni yang dianut.
1. Orientasi Hidup
Nilai-nilai luhur yang harus senantiasa diperjuangkan oleh masyarakat Indonesia semestinya terkandung dalam kelima sila Pancasila, di antaranya adalah kemanusiaan dan keadilan. Namun, masyarakat zaman sekarang cenderung berorientasi untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, sekalipun mungkin semua itu menimbulkan penderitaan bagi kaum lemah dan tersingkir. Misalnya, penggusuran desa untuk pendirian pabrik.
2. Gaya Berpakaian dan Properti yang Dimiliki
Orang timur terkenal akan kesopanannya. Akan tetapi, pada zaman sekarang, pakaian-pakaian “kurang bahan” yang mempertontonkan aurat manusia justru menjadi pakaian yang menjadi tren, terutama di kalangan remaja. Tren pemakaian celana dengan cara hipster (di bawah pinggang) jelas bukan budaya asli Indonesia. Anehnya, fenomena ini justru sering dilakukan oleh remaja, dengan alasan lebih keren.
Mempunyai ponsel, menjadi suatu gengsi bagi masyarakat Indonesia. Ponsel ini telah menggeser dunia komunikasi mengarah menuju dunia maya (virtual) sehingga menjadikan orang kini memiliki kepekaan sosial yang rendah terhadap sesama dan lingkungannya. Misalnya, remaja yang tinggal di perumahan, kini hampir tak mengenal siapa-siapa yang tinggal di samping kanan-kiri rumahnya, sebab asyik bermain ponsel dan facebook.
3. Kreasi Seni yang Dianut
Dulu, pertunjukan seni wayang dan tarian adat menjadi hiburan yang sangat meriah di kalangan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, remaja sekarang lebih memilih pertunjukkan band dan break dance sebagai kreasi seni yang populer dalam suatu kegiatan pentas seni. Seni tradisional justru dianggap ketinggalan zaman, rumit dan sulit untuk dipelajari.
Cerita adat juga terimbas. Kisah Captain Tsubasa justru lebih populer daripada cerita Keong Mas atau Aji Saka di pulau Jawa misalnya.
Dari contoh-contoh di atas, terlihat jelas bahwa kepribadian bangsa telah terkikis, bahkan perlahan pudar menghadapi arus globalisasi yang muncul. Jika kita terus-menerus meniru mereka, kapan kita dapat mengungguli mereka? Ketahuilah, apa yang sedang dilakukan oleh negara-negara maju adalah penjajahan terhadap jati diri bangsa seperti ini. Perang modern yang kasat mata ini hanya bisa dibentengi dengan rasa kebangsaan dan semangat yang tinggi untuk mempertahankan budaya bangsa.
Mari kita belajar dari masyarakat Bali. Cara paling ampuh untuk mengatasi pengaruh budaya asing adalah dengan menunjukkan bahwa kita mempunyai budaya yang tak kalah dengan bangsa lain. Klaim Malaysia terhadap kesenian-kesenian milik Indonesia asli sebagai kebudayaan mereka, sebenarnya tak harus selalu menjadi sesuatu yang buruk bagi kita. Justru dengan klaim itulah, kita diingatkan kembali untuk merawat, melestarikan, dan justru menunjukkan kesenian itu apabila kitalah empunya kesenian itu.
Untuk menunjukkan budaya kita kepada bangsa asing, hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah untuk mempercayai kebenaran Pancasila, yang sebenarnya digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa dari zaman dahulu. Jadi, tak ada lagi alasan untuk malu menunjukkan budaya bangsa ini terhadap bangsa lain, sebab inilah kekayaan bangsa kita.
Cara untuk menunjukkan budaya ini, misalnya
1. Menanamkan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi penerus sedini mungkin. Mungkin bisa dalam bentuk cerita-cerita adat yang dikisahkan sebagai dongeng sebelum tidur kepada anak.
2. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk siaran budaya. Menampilkan sinetron-sinetron atau film anak dari luar negeri perlu dibatasi. Menampilkan pertunjukan seni tradisional dan cerita-cerita adat yang dikemas dalam bentuk menarik dan dinamis akan sangat membantu penanaman nilai-nilai luhur budaya bangsa terhadap anak bangsa.
3. Memberikan pelajaran kesenian daerah dengan jam teori dan praktik yang memadahi di sekolah, hingga mampu memberikan pendidikan karakter bangsa di samping kecerdasan otak.
4. Tidak ragu untuk tetap teguh mengusung budaya bangsa kita di pentas dunia, justru memperkenalkan kepada dunia bahwa kebudayaan yang mempunyai nilai-nilai luhur ini hanya dapat ditemukan di Indonesia, tidak di negara lain.
Keunggulan budaya kitalah yang menjadikan bangsa ini unik, menarik wisatawan asing, sehingga siap berkompetisi di dalam era globalisasi hari ini dan kelak.
Sekilas, pekerjaan ini tampak berat. Ya, itu jika kita harus mengemban tugas ini seorang diri. Lihatlah teman di sekitar kita, di kelas, teman satu angkatan, di sekolah-sekolah lain, dan di seluruh pelosok Indonesia. Kita semua, generasi muda penerus cita-cita bangsa, tentu tak akan membiarkan jati diri kita digerogoti oleh para penjajah bukan? Pepatah mengatakan, ”Jangan pernah bertanya apa yang diberikan negara kepadamu, tetapi bertanyalah apa yang dapat kamu berikan untuk negaramu”. Bersama, kita bisa!
Saya yakin, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang mudah dijawab oleh siapapun. Akan tetapi, jika di dalam situasi itu kita ditanya, “Indonesia? Apa yang terkenal dari Indonesia?”. Itu pertanyaan sukar. Spontan, kita akan berpikir. Kehidupan politiknyakah? Apakah perkembangan perekonomiannya? Ataukah kemajuan pendidikannya?
Tampaknya tak satupun dari bidang-bidang di atas yang menjadi jawabannya. Tahukah Saudara jawabannya? Budaya.
Indonesia adalah negara majemuk, yang terdiri atas lebih dari 100 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku memiliki budaya dan adat-istiadat yang khas masing-masing daerah. Budaya yang dimiliki oleh setiap suku itu meliputi lagu daerah, alat musik daerah, kesenian daerah, makanan tradisional, cerita adat, tarian adat, senjata adat, rumah adat, hingga upacara adat dengan segenap tradisinya. Kesemuanya itu bukan hanya berupa harta kebendaan, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur.
Sebagai bangsa yang majemuk, tentunya tak jarang bangsa ini dihadapkan pada konflik internal yang terjadi di antara suku-sukunya. Akan tetapi, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang terkandung dalam Pancasila, bangsa ini tetap mampu bersatu dengan menghormati setiap perbedaan yang ada sebagai suatu hal yang dapat memperkaya khazanah kebudayaan bangsa.
Dengan demikian, bangsa Indonesia adalah bangsa yang unik, satu-satunya bangsa yang tetap eksis di tengah keanekaragaman yang ada seingga memiliki potensi wisata budaya yang hampir tak terbatas. Tak cukup 1 hari kiranya untuk mengenal dan mempelajari keseluruhan budaya yang dimiliki oleh 1 suku saja. Lebih-lebih lagi, budaya itu bersifat dinamis, artinya akan selalu berkembang mengikuti arus perubahan zaman dari waktu ke waktu.
Akan tetapi, pada abad ke-21 ini muncul ancaman baru bagi bangsa Indonesia, berupa cepatnya laju arus globalisasi ke seluruh penjuru dunia. Ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi, menjadikan era globalisasi ini makin pasti akan segera tiba. Kini, jarak yang jauh akan diperdekat, waktu yang panjang akan diperpendek, dan dunia global yang luas ini hanya akan menjadi sebuah kampung global yang kecil, di mana orang-orang di seluruh dunia dapat berinteraksi secara bebas dengan kemudahan sistem transportasi dan komunikasi yang ada.
Bangsa Indonesia pun tak bisa mengelak dari ancaman ini. Era globalisasi adalah suatu konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin marak pada abad modern ini. Negara yang bisa bertahan, hanyalah negara yang bangsanya sudah benar-benar siap menghadapi arus ini. Satu hal yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudah siapkah bangsa Indonesia menghadapi arus globalisasi ini?
Belajar dari peristiwa sejarah beberapa puluh tahun yang lalu, masuknya paham liberalisme yang diwujudkan dalam kebijakan glasnost dan perestroika di Negara Uni Soviet, ternyata justru merobohkan negara adi kuasa itu karena ketidaksiapan bangsanya menghadapi paham kebebasan itu. Jati diri “bagi rata, sama rasa” yang telah melekat dalam diri masyarakat Uni Soviet tentunya tak bisa memberikan toleransi terhadap paham “yang kuat, yang berkuasa” seperti itu. Uni Soviet akhirnya cerai-berai.
Ya, demikian pulalah ancaman yang dapat ditimbulkan oleh arus globalisasi ini. Arus globalisasi pada kenyataanya menyimpan muatan politik keuntungan negara-negara maju semata. Mengapa? Sebab, masih terjadi kesenjangan kondisi perekonomian yang tajam antara negara maju dan negara berkembang. Dengan demikian, persaingan ekonomi yang sehat tidak akan pernah tercipta dengan adanya arus globalisasi ini, sebab bagaimanapun juga, negara dunia ketiga masih terus bergantung pada negara-negara maju dalam kehidupan perekonomiannya.
Apabila arus globalisasi ini tak kita siasati dengan serius, maka bukanlah hal yang tidak mungkin apabila bangsa ini kemudian bernasib sama dengan Negara Uni Soviet. Satu-satunya harapan yang masih tersisa untuk menyelamatkan bangsa Indonesia adalah budaya.
Sejak dulu, Pulau Bali mampu menjadi objek wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara hingga menjadi andalan devisa Indonesia di sektor pariwisata. Dengan demikian, bangsa asing sebenarnya telah lama bersentuhan dengan masyarakat Bali. Akan tetapi, masyarakat Bali hingga kini tetap memiliki budaya mereka, seakan-akan tanpa terpengaruh sedikitpun oleh pengaruh budaya asing yang mereka bawa. Hal inilah rahasia masyarakat Bali, yang menjadi daya tarik pulau ini terus menerus oleh wisatawan asing. Masyarakat Bali punya budaya khas, yang justru mereka tunjukkan ke dunia, di samping keindahan panorama alamnya.
Bandingkan dengan apa yang terjadi di kota-kota besar di pulau lainnya. Dengan kecanggihan teknologi yang ada, pada umumnya masyarakat Indonesia justru terpengaruh pada kehidupan bangsa barat. Mereka justru berlomba-lomba meniru budaya bangsa barat yang dianggap lebih maju daripada bangsa sendiri. Praktik “fotocopy” ini antara lain terlihat dari orientasi hidup, gaya berpakaian dan properti yang dimiliki, dan kreasi seni yang dianut.
1. Orientasi Hidup
Nilai-nilai luhur yang harus senantiasa diperjuangkan oleh masyarakat Indonesia semestinya terkandung dalam kelima sila Pancasila, di antaranya adalah kemanusiaan dan keadilan. Namun, masyarakat zaman sekarang cenderung berorientasi untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, sekalipun mungkin semua itu menimbulkan penderitaan bagi kaum lemah dan tersingkir. Misalnya, penggusuran desa untuk pendirian pabrik.
2. Gaya Berpakaian dan Properti yang Dimiliki
Orang timur terkenal akan kesopanannya. Akan tetapi, pada zaman sekarang, pakaian-pakaian “kurang bahan” yang mempertontonkan aurat manusia justru menjadi pakaian yang menjadi tren, terutama di kalangan remaja. Tren pemakaian celana dengan cara hipster (di bawah pinggang) jelas bukan budaya asli Indonesia. Anehnya, fenomena ini justru sering dilakukan oleh remaja, dengan alasan lebih keren.
Mempunyai ponsel, menjadi suatu gengsi bagi masyarakat Indonesia. Ponsel ini telah menggeser dunia komunikasi mengarah menuju dunia maya (virtual) sehingga menjadikan orang kini memiliki kepekaan sosial yang rendah terhadap sesama dan lingkungannya. Misalnya, remaja yang tinggal di perumahan, kini hampir tak mengenal siapa-siapa yang tinggal di samping kanan-kiri rumahnya, sebab asyik bermain ponsel dan facebook.
3. Kreasi Seni yang Dianut
Dulu, pertunjukan seni wayang dan tarian adat menjadi hiburan yang sangat meriah di kalangan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, remaja sekarang lebih memilih pertunjukkan band dan break dance sebagai kreasi seni yang populer dalam suatu kegiatan pentas seni. Seni tradisional justru dianggap ketinggalan zaman, rumit dan sulit untuk dipelajari.
Cerita adat juga terimbas. Kisah Captain Tsubasa justru lebih populer daripada cerita Keong Mas atau Aji Saka di pulau Jawa misalnya.
Dari contoh-contoh di atas, terlihat jelas bahwa kepribadian bangsa telah terkikis, bahkan perlahan pudar menghadapi arus globalisasi yang muncul. Jika kita terus-menerus meniru mereka, kapan kita dapat mengungguli mereka? Ketahuilah, apa yang sedang dilakukan oleh negara-negara maju adalah penjajahan terhadap jati diri bangsa seperti ini. Perang modern yang kasat mata ini hanya bisa dibentengi dengan rasa kebangsaan dan semangat yang tinggi untuk mempertahankan budaya bangsa.
Mari kita belajar dari masyarakat Bali. Cara paling ampuh untuk mengatasi pengaruh budaya asing adalah dengan menunjukkan bahwa kita mempunyai budaya yang tak kalah dengan bangsa lain. Klaim Malaysia terhadap kesenian-kesenian milik Indonesia asli sebagai kebudayaan mereka, sebenarnya tak harus selalu menjadi sesuatu yang buruk bagi kita. Justru dengan klaim itulah, kita diingatkan kembali untuk merawat, melestarikan, dan justru menunjukkan kesenian itu apabila kitalah empunya kesenian itu.
Untuk menunjukkan budaya kita kepada bangsa asing, hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah untuk mempercayai kebenaran Pancasila, yang sebenarnya digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa dari zaman dahulu. Jadi, tak ada lagi alasan untuk malu menunjukkan budaya bangsa ini terhadap bangsa lain, sebab inilah kekayaan bangsa kita.
Cara untuk menunjukkan budaya ini, misalnya
1. Menanamkan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi penerus sedini mungkin. Mungkin bisa dalam bentuk cerita-cerita adat yang dikisahkan sebagai dongeng sebelum tidur kepada anak.
2. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk siaran budaya. Menampilkan sinetron-sinetron atau film anak dari luar negeri perlu dibatasi. Menampilkan pertunjukan seni tradisional dan cerita-cerita adat yang dikemas dalam bentuk menarik dan dinamis akan sangat membantu penanaman nilai-nilai luhur budaya bangsa terhadap anak bangsa.
3. Memberikan pelajaran kesenian daerah dengan jam teori dan praktik yang memadahi di sekolah, hingga mampu memberikan pendidikan karakter bangsa di samping kecerdasan otak.
4. Tidak ragu untuk tetap teguh mengusung budaya bangsa kita di pentas dunia, justru memperkenalkan kepada dunia bahwa kebudayaan yang mempunyai nilai-nilai luhur ini hanya dapat ditemukan di Indonesia, tidak di negara lain.
Keunggulan budaya kitalah yang menjadikan bangsa ini unik, menarik wisatawan asing, sehingga siap berkompetisi di dalam era globalisasi hari ini dan kelak.
Sekilas, pekerjaan ini tampak berat. Ya, itu jika kita harus mengemban tugas ini seorang diri. Lihatlah teman di sekitar kita, di kelas, teman satu angkatan, di sekolah-sekolah lain, dan di seluruh pelosok Indonesia. Kita semua, generasi muda penerus cita-cita bangsa, tentu tak akan membiarkan jati diri kita digerogoti oleh para penjajah bukan? Pepatah mengatakan, ”Jangan pernah bertanya apa yang diberikan negara kepadamu, tetapi bertanyalah apa yang dapat kamu berikan untuk negaramu”. Bersama, kita bisa!
Langganan:
Postingan (Atom)