Laman

Kamis, 26 Maret 2020

Sabtu Ini, #DirumahAja Kita Earth (& Humanity) Hour yuk!

Siapa pernah main Harvest Moon di PS 1 (PlayStation 1)?
Ya, tagline di Game Harvest Moon itu adalah "Back to Nature" alias Kembali ke Alam..

Akhir-akhir ini terdapat banyak sekali pemberitaan mengenai Virus Corona di seluruh dunia. Menariknya, juga mencuat postingan dari beberapa teman saya mengenai fenomena berkurangnya polusi udara di Planet Bumi secara signifikan. Seakan-akan kita semua diingatkan melalui Virus Corona ini untuk peduli lingkungan dan kembali ke alam lagi. Akan tetapi, benarkah polusi udara di dunia berkurang karena Gerakan Social Distancing #DirumahAja maupun kebijakan Lockdown di beberapa negara di dunia?

Bicara soal media berita lingkungan hidup, saya merekomendasikan media yang satu ini:


Seperti kita ketahui bersama, selain CO2 (Karbondioksida, gas efek rumah kaca), transportasi menggunakan kendaraan bermotor juga menghasilkan emisi gas NO2 (Nitrogen Dioksida) yang telah mengakibatkan polusi udara. Nah, seperti tampak pada gambar di atas, intensitas NO2 di Negara Tiongkok memang terbukti telah berkurang secara signifikan di bulan Februari lalu.

Bagaimana dengan Polusi Udara di Indonesia?
Kebijakan Social Distancing dan Kampanye #DirumahAja yang semakin gencar dikerahkan oleh instansi/ komunitas berangsur-angsur memang akhir-akhir ini telah membawa banyak perubahan di Indonesia. 

Meskipun demikian, Mas Bondan dari Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia menyebutkan bahwa polusi udara di Jakarta tidak berkurang setelah sepekan lalu ada kebijakan Work from Home/ WFH di sana: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200324092036-199-486319/sepekan-wfh-disebut-tak-mengurangi-polusi-udara-jakarta. Salah satu yang menjadi faktor penyebab adalah adanya sumber-sumber polusi tidak bergerak yang masih terus beroperasi di masa isolasi ini.

Kota lainnya?
Saya menemukan referensi pengukuran oleh Air Visual yang dikelola oleh Timmy si Robot Artificial Intelligencehttps://www.idntimes.com/news/indonesia/timmy-si-robot/kualitas-udara-semarang-sedang-lebih-baik-dari-salatiga-tetapi-lebih-buruk-dari-pekalongan. Di situ disebutkan bahwa kualitas udara di Kota Salatiga pada tanggal 16 Maret 2020 lalu lebih baik dari Kota Semarang, tetapi 3 hari lalu (pada tanggal 23 Maret 2020) lebih buruk dari Kota Semarang. Penyebabnya? Sayangnya tidak disebutkan di situ.

Nah, setiap akhir Maret, WWF (World Wide Fund for Nature) telah merangkul lebih dari 180 negara-negara di dunia untuk bersatu dalam Gerakan "Earth Hour 60+", di mana kita semua diajak untuk melalukan aksi sederhana untuk menunjukkan kepedulian terhadap Bumi: mematikan lampu selama 60 menit + di malam hari. Tahun ini, Earth Hour di seluruh dunia akan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2020 pada pukul 20:30 - 21:30+ waktu setempat. Saya pribadi melihat Aksi Earth Hour ini cukup penting untuk dilakukan untuk
1) Mengurangi "gangguan" yang selama ini kita timbulkan di malam hari terhadap makhluk hidup di Bumi
2) Menghemat listrik, mengurangi polusi udara yang selama ini telah menjadi beban Planet Bumi
3) + Keheningan untuk Solidaritas Kemanusiaan terhadap seluruh umat manusia yang terdampak Krisis karena Virus Corona

Hari      : Sabtu, 28 Maret 2020
Pukul    : 20:30 - 21:30 WIB (waktu setempat)
Tempat : #DirumahAja 

Usul/ saran dan pertanyaan dapat diajukan ke WA +62 813-5898-2549 (Kak Miko)

#IniAksiku
#Connect2Earth
#RaiseYourVoiceForNature

Cukup simpel kan? OK deh, kami tunggu kebersamaan kita semua dalam mewujudkan #SalatigaPetengNdedetBenBumiMari dan #KeheninganSalatigaUntukSolidaritasKemanusiaan Malam Minggu nanti, yang pastinya dilakukan #DirumahAja ..! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar