Laman

Rabu, 05 Desember 2018

Menjadi Notulis dalam Konferensi Kepala Sekolah Mitra Goethe-Institut se-Indonesia


Menjadi Protokollant/ notulis?
Amanat yang dipercayakan PASCH-Team kepada saya ini saya kerjakan dengan sebaik-baiknya. Mencatat detail peristiwa dan menuliskannya kembali untuk mengabadikannya, hal ini sesuai dengan filosofi dari Om Pram, "Menulis adalah bekerja untuk keabadian".

Selamat membaca penggalan notula ini, mudah-mudahan hasilnya cukup berkenan ya!

***

...

          Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Mezzanine ini dibuka jam 09:13 oleh Larissa. Larissa membuka kegiatan pertemuan kepala sekolah mitra ini dalam bahasa Indonesia, menyampaikan selamat datang. Larissa kemudian memperkenalkan wajah baru di tim PASCH, kemudian Herr Ade  pun naik ke panggung untuk memperkenalkan dirinya.
            Herr Ade menceritakan bahwa dirinya baru bergabung sekitar 7 bulan, nantinya diplot untuk menggantikan Frau Ekadewi yang  sudahmulai memasuki usia pensiun. Herr Ade mempunyai nama Jerman Schuetz karena istrinya merupakan orang Jerman.
            Tak lupa, Larissa kemudian memperkenalkan timnya yang lain yaitu Frau Neza, Frau Rasti, Tim Fedke dan Lisa Rubin. Adapun kedua nama terakhir merupakan Praktikant di Goethe-Institut yang diperbantukan di tim PASCH. Karena sedang dinas luar, Larissa juga menyampaikan permohonan maaf dari Lisa Rubin karena tidak bisa ikut bergabung di acara ini. Sambil bercanda Larissa menyampaikan di akhir sambutannya, "Demikian sambutan dari saya dnengan bahasa yang membingungkan, selanjutnya saya serahkan acara kepada Herr Ade".
             PASCH sudah berusia 10 tahun, sejak dicetuskan pertama di tahun 2008 lalu. Herr Ade melakukan Ice-Breaking dengan menanyakan, "Adakah di antara peserta di sini yang sudah 10x mengikuti kegiatan?". Beberapa peserta saling melihat satu dengan lainnya, sepertinya tidak ada. Justru ketika Herr Ade melempar pertanyaan, "Siapa baru pertama kali ikut kegiatan ini?" ternyata tidak sedikit yang mengacungkan jari.
            Herr Ade pun kemudian mempersilakan kepada Frau Sonja Stoll dari Kepala Bagian Bahasa Goethe Institut untuk kawasan SAN (Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru) untuk menyampaikan sambutannya. Frau Stoll kemudian menyampaikan sambutannya dalam bahasa Inggris, menimbang hampir semua kepala sekolah mitra tidak bisa berbahasa Jerman. Dalam sambutannya, Frau Stoll menyampaikan bahwa kegiatan ini bagus untuk pelestarian bahasa asing, termasuk dalam rangka menjadi solusi bagi permasalahan Jerman, dan juga untuk mindset dan kesempatan anak muda untuk menyiapkan masa depan globalisasi. Di kesempatan ini Frau Stoll juga mengucapkan selamat datang kepada sekolah ke-29 PASCH di Indonesia, yaitu SMA Katolik Frateran Maumere. Di akhir sambutannya, Frau Stoll menyatakan sangat antusias dengan acara Gala Dinner Kedutaan Jerman dengan para kepala sekolah pada hari Jumat dan seperti rutin setiap tahunnya - pembaharuan MoU antara sekolah dengan Goethe Institut pada hari Sabtu.
            Sambutan-sambutan pun telah disampaikan. Herr Ade kembali menjadi MC dan menyebutan susunan acara dalam Kegiatan Konferensi Kepala Sekolah Mitra (PASCH) tahun 2018 ini. Kerja sama dengan PASCH ini memang suatu hal yang eksklusif karena hanya dijalin dengan 29 sekolah mitra se-Indonesia (jumlahnya tetap, sulit untuk bertambah). Di kegiatan konferensi ini, selama 3 hari ke depan kita akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan PASCH yang sudah terlaksana di tahun 2018 dan merencanakan kegiatan untuk tahun 2019. Selain itu, juga akan ada acara resepsi dengan pihak kedutaan seperti yang sudah disampaikan oleh Frau Stoll, pameran marketplace program-program dengan partner PASCH yang bisa menunjang siswa/ alumni sekolah, maupun seminar dari Kementerian Pendidikan.
            Herr Ade segera menyebutkan daftar kegiatan yang sudah dilaksanakan di tahun 2018, yang sudah dihimpun bersama dengan para koordinator guru Bahasa  Jerman, di antaranya Winter - Jugendkurs dan Sommer - Jugendkurs, program Ujian Level Bahasa Jerman Fit in Deutsch, termasuk bagaimana Goethe juga membantu menyiapkan siswa di level B1 dan B2, baik menggunakan kelas online maupun kelas tatap muka, termasuk menyiapkan beasiswa untuk siswa-siswi yang mendapatkan nilai tertinggi saat ujian.

            Kegiatan lain yang sudah terlaksana adalah Lomba PASCH-net, di mana siswa SMAN1 Matauli Pandan berhasil memenangkannya dan mendapatkan paket buku, tablet (komputer), kamera, dan beasiswa parsial di Jerman. Disebutkan pula bahwa sudah terlaksana keigiatan Workshop Digital Literacy untuk melawan hoax yang salah satu pembicaranya adalah Anja van Kampen. Begitu juga dengan kegiatan Bengkel Teater di Bali yang melibatkan siswa dari Australia dan Indonesia.
            Kegiatan PASCH untuk guru, PASCH menyediakan kursus, pemberangkatan ke Jerman dan pelatihan, seminar tentang NAZI, dan proyek buku ajar. PASCH juga tak lupa memberikan pelatihan metode mengajar Bahasa Jerman tingkat kawasan SAN kepada 15 guru dengan level bahasa B2.
            Untuk kepala sekolah, PASCH di tahun 2018 tak lupa memberikan konferensi Language Open Door Perspective with German yang dihadiri oleh 15 kepala sekolah se-Indonesia dan penyelenggaraan kegiatan yang sedang berlangsung ini pun, ditujukan untuk kepala sekolah.

            Tak hanya berhenti sampai di level institusi sekolah, PASCH pun juga masih mengurusi para alumninya. Yang disebut sebagai alumni di sini adalah seluruh siswa yang lulus dari sekolah mitranya. Tercatat ada 4 beasiswa yang diberikan di Studienkolleg Indonesia, penyelenggaraan Webinar terkait kerja di Jerman, bagaimana cara mendaftar kerja praktek, dan lamaran kerja. Termasuk pendampingan beberapa program yang sudah berjalan seperti Paschiert dan Road to School.
            Nah, PASCH sudah diperkenalkan. Kini saatnya anggota baru sekolah mitra untuk diperkenalkan. Secara khusus, PASCH-team memberikan kesempatan kepada Pak Arnold dari SMA Katolik Frateran Maumere untuk memperkenalkan diri.
            Selanjutnya, dengan metode khas Jerman-nya, PASCH-team pun meminta masing-masing sekolah yan ghadir untuk memberikan perkenalan singkat sekolahnya dengan alat peraga sebuah poster yang membutuhkan isian: Nama kepala sekolah, nama sekolah, salah satu proyek PASCH yang paling sukses di tahun 2018 (berikut foto-fotonya), dan deskripsi singkat mengenai sekolah/ proyek PASCH tersebut. Diberikan waktu sekitar 45 menit bagi para koordinator dan kepala sekolah untuk menyiapkan presentasi perkenalan tersebut

...
***

Sungguh beruntung saya boleh menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan Konferensi Kepala Sekolah Mitra Goethe-Institut se-Indonesia ini! 


Salatiga, 5 Desember 2018


Kristanto Irawan Putra
-->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar