Menjadi Protokollant/ notulis?
Amanat yang dipercayakan PASCH-Team kepada saya ini saya kerjakan dengan sebaik-baiknya. Mencatat detail peristiwa dan menuliskannya kembali untuk mengabadikannya, hal ini sesuai dengan filosofi dari Om Pram, "Menulis adalah bekerja untuk keabadian".
Selamat membaca penggalan notula ini, mudah-mudahan hasilnya cukup berkenan ya!
***
...
Kegiatan yang
dilaksanakan di Ruang Mezzanine ini dibuka jam 09:13 oleh Larissa. Larissa
membuka kegiatan pertemuan kepala sekolah mitra ini dalam bahasa Indonesia,
menyampaikan selamat datang. Larissa kemudian memperkenalkan wajah baru di tim
PASCH, kemudian Herr Ade pun naik ke
panggung untuk memperkenalkan dirinya.
Herr Ade menceritakan
bahwa dirinya baru bergabung sekitar 7 bulan, nantinya diplot untuk menggantikan
Frau Ekadewi yang sudahmulai memasuki
usia pensiun. Herr Ade mempunyai nama Jerman Schuetz karena istrinya merupakan orang
Jerman.
Tak lupa, Larissa
kemudian memperkenalkan timnya yang lain yaitu Frau Neza, Frau Rasti, Tim Fedke
dan Lisa Rubin. Adapun kedua nama terakhir merupakan Praktikant di
Goethe-Institut yang diperbantukan di tim PASCH. Karena sedang dinas luar,
Larissa juga menyampaikan permohonan maaf dari Lisa Rubin karena tidak bisa
ikut bergabung di acara ini. Sambil bercanda Larissa menyampaikan di akhir
sambutannya, "Demikian sambutan dari saya dnengan bahasa yang
membingungkan, selanjutnya saya serahkan acara kepada Herr Ade".
PASCH sudah berusia 10 tahun, sejak dicetuskan
pertama di tahun 2008 lalu. Herr Ade melakukan Ice-Breaking dengan menanyakan,
"Adakah di antara peserta di sini yang sudah 10x mengikuti kegiatan?".
Beberapa peserta saling melihat satu dengan lainnya, sepertinya tidak ada. Justru
ketika Herr Ade melempar pertanyaan, "Siapa baru pertama kali ikut
kegiatan ini?" ternyata tidak sedikit yang mengacungkan jari.
Herr Ade pun kemudian
mempersilakan kepada Frau Sonja Stoll dari Kepala Bagian Bahasa Goethe Institut
untuk kawasan SAN (Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru) untuk
menyampaikan sambutannya. Frau Stoll kemudian menyampaikan sambutannya dalam
bahasa Inggris, menimbang hampir semua kepala sekolah mitra tidak bisa
berbahasa Jerman. Dalam sambutannya, Frau Stoll menyampaikan bahwa kegiatan ini
bagus untuk pelestarian bahasa asing, termasuk dalam rangka menjadi solusi bagi
permasalahan Jerman, dan juga untuk mindset dan kesempatan anak muda untuk
menyiapkan masa depan globalisasi. Di kesempatan ini Frau Stoll juga
mengucapkan selamat datang kepada sekolah ke-29 PASCH di Indonesia, yaitu SMA
Katolik Frateran Maumere. Di akhir sambutannya, Frau Stoll menyatakan sangat
antusias dengan acara Gala Dinner Kedutaan Jerman dengan para kepala sekolah
pada hari Jumat dan seperti rutin setiap tahunnya - pembaharuan MoU antara
sekolah dengan Goethe Institut pada hari Sabtu.
Sambutan-sambutan pun
telah disampaikan. Herr Ade kembali menjadi MC dan menyebutan susunan acara
dalam Kegiatan Konferensi Kepala Sekolah Mitra (PASCH) tahun 2018 ini. Kerja
sama dengan PASCH ini memang suatu hal yang eksklusif karena hanya dijalin dengan
29 sekolah mitra se-Indonesia (jumlahnya tetap, sulit untuk bertambah). Di
kegiatan konferensi ini, selama 3 hari ke depan kita akan melakukan evaluasi
terhadap kegiatan PASCH yang sudah terlaksana di tahun 2018 dan merencanakan
kegiatan untuk tahun 2019. Selain itu, juga akan ada acara resepsi dengan pihak
kedutaan seperti yang sudah disampaikan oleh Frau Stoll, pameran marketplace
program-program dengan partner PASCH yang bisa menunjang siswa/ alumni sekolah,
maupun seminar dari Kementerian Pendidikan.
Herr Ade segera menyebutkan
daftar kegiatan yang sudah dilaksanakan di tahun 2018, yang sudah dihimpun
bersama dengan para koordinator guru Bahasa
Jerman, di antaranya Winter - Jugendkurs dan Sommer - Jugendkurs,
program Ujian Level Bahasa Jerman Fit in Deutsch, termasuk bagaimana Goethe
juga membantu menyiapkan siswa di level B1 dan B2, baik menggunakan kelas
online maupun kelas tatap muka, termasuk menyiapkan beasiswa untuk siswa-siswi
yang mendapatkan nilai tertinggi saat ujian.
Kegiatan lain yang sudah
terlaksana adalah Lomba PASCH-net, di mana siswa SMAN1 Matauli Pandan berhasil
memenangkannya dan mendapatkan paket buku, tablet (komputer), kamera, dan
beasiswa parsial di Jerman. Disebutkan pula bahwa sudah terlaksana keigiatan
Workshop Digital Literacy untuk melawan hoax yang salah satu pembicaranya
adalah Anja van Kampen. Begitu juga dengan kegiatan Bengkel Teater di Bali yang
melibatkan siswa dari Australia dan Indonesia.
Kegiatan PASCH untuk
guru, PASCH menyediakan kursus, pemberangkatan ke Jerman dan pelatihan, seminar
tentang NAZI, dan proyek buku ajar. PASCH juga tak lupa memberikan pelatihan
metode mengajar Bahasa Jerman tingkat kawasan SAN kepada 15 guru dengan level
bahasa B2.
Untuk kepala sekolah,
PASCH di tahun 2018 tak lupa memberikan konferensi Language Open Door
Perspective with German yang dihadiri oleh 15 kepala sekolah se-Indonesia dan
penyelenggaraan kegiatan yang sedang berlangsung ini pun, ditujukan untuk
kepala sekolah.
Tak hanya berhenti
sampai di level institusi sekolah, PASCH pun juga masih mengurusi para
alumninya. Yang disebut sebagai alumni di sini adalah seluruh siswa yang lulus
dari sekolah mitranya. Tercatat ada 4 beasiswa yang diberikan di Studienkolleg
Indonesia, penyelenggaraan Webinar terkait kerja di Jerman, bagaimana cara
mendaftar kerja praktek, dan lamaran kerja. Termasuk pendampingan beberapa
program yang sudah berjalan seperti Paschiert dan Road to School.
Nah, PASCH sudah
diperkenalkan. Kini saatnya anggota baru sekolah mitra untuk diperkenalkan.
Secara khusus, PASCH-team memberikan kesempatan kepada Pak Arnold dari SMA
Katolik Frateran Maumere untuk memperkenalkan diri.
Selanjutnya, dengan
metode khas Jerman-nya, PASCH-team pun meminta masing-masing sekolah yan ghadir
untuk memberikan perkenalan singkat sekolahnya dengan alat peraga sebuah poster
yang membutuhkan isian: Nama kepala sekolah, nama sekolah, salah satu proyek
PASCH yang paling sukses di tahun 2018 (berikut foto-fotonya), dan deskripsi
singkat mengenai sekolah/ proyek PASCH tersebut. Diberikan waktu sekitar 45
menit bagi para koordinator dan kepala sekolah untuk menyiapkan presentasi
perkenalan tersebut
...
***
Sungguh
beruntung saya boleh menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
kegiatan Konferensi Kepala Sekolah Mitra Goethe-Institut se-Indonesia
ini!
Salatiga, 5 Desember 2018
Kristanto Irawan Putra
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar