Pagi, Sabtu 5 Juli 2014 ini kami WNI di Jerman mendapatkan kesempatan
terlebih dahulu untuk memberikan suara di TPU untuk Pemilihan Umum
Presiden - Wakil Presiden Indonesia Periode 2014-2019
Melalui
tulisan berikut ini, perkenankan aku untuk menyampaikan unek-unekku
seputar Pemilu kali ini. Anggap saja tulisan ini sebagai sebuah SERANGAN
FAJAR dari seorang mahasiswa huehehe.
Kira-kira sudah sekitar 2
bulan ini halaman Home-ku selalu dipenuhi dengan berbagai macam tulisan
tentang kampanye dari para pendukung pasangan nomor urut 1 maupun nomor
urut 2: Kata-kata seperti "black campaign", "tegas", "pencitraan", dan
"salam dua jari" menjadi konsumsi publik sehari-hari.
Aku merasa ada
hal yang aneh di dalam Pemilu kali ini. Semua orang seakan-akan menjadi
wartawan dan juru bicara dadakan: share tulisan sana-sini, bikin
polling, mengganti foto profil dengan "stand on the right side", dll.
Kita bahkan tidak malu-malu lagi menyatakan di media sosial bahwa saya
adalah pendukung pasangan nomor urut 1 maupun nomor urut 2 dengan segala
bentuk kemungkinan yang ada.
Ada beberapa pertanyaan sehubungan dengan itu yang mengusik pikiranku:
a. Apakah Pemilu di Indonesia memang jalannya seperti ini? Ini kedua
kalinya aku mendapatkan kesempatan untuk memberikan suara. Barangkali
waktu yang pertama kali teman-temanku dan aku belum sedewasa sekarang.
b. Apakah ini karena perkembangan media sosial? Memang sih waktu itu media sosial belum berkembang sejauh ini.
c. Apakah ini tanda-tanda kemajuan positif dari sebuah negara
demokrasi? Aku masih mengingat betul pelajaran waktu di bangku sekolah
dulu. Pemilu itu dilaksanakan secara LUBeR JurDil: Langsung Umum Bebas
Rahasia Jujur dan Adil.
Hmm, mungkin hanya saat pencoblosannya saja yang berlangsung rahasia ya, sebelum Pemilunya ya serah-serah aku dong..
Aku menilai kampanye Pemilu ini koq terlalu berlebihan. Diadakannya 5
kali debat Capres-Cawapres sudah cukup buatku sebagai media berkampanye.
Kedua calon memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri,
memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam memecahkan
permasalahan di Indonesia. TETAPI mereka mempunyai sebuah kesamaan:
mereka mau membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, mereka cinta tanah
air beta, Indonesia!
Di dalam Debat Capres-Cawapres yang sudah
menemani akhir pekan kita selama sebulan terakhir ini, mereka bersama
timnya telah bekerja keras menghadirkan visi, misi, program-program,
solusi maupun ide-ide segar untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada
di Indonesia. Kandidat A telah mendengar hal-hal itu dari kandidat B,
demikian pula sebaliknya. Kita juga telah mendengar hal-hal itu, bahkan
video debat tersebut diunggah di internet sehingga bisa kita tonton
berkali-kali. Ide-ide segar itu nanti tetap bisa kita suarakan, kita
tagih ke kandidat terpilih untuk dilaksanakan.
Juga mengambil
kata-kata dari seorang kandidat di Pemilihan Umum
Ausländer/Migrationsrat di Heidelberg kemarin, "Im Prinzip ist es meiner
Meinung nach zweitrangig, wen du wählst. Das Wichtigste ist, dass du
wählen gehst" yang artinya "Secara prinsip, siapa yang kamu pilih,
menurutku adalah prioritas selanjutnya. Yang terpenting adalah, bahwa
kamu pergi ke TPU untuk memilih".
Hal ini karena, itu akan menunjukkan partisipasi kita terhadap adanya Pemilihan Umum tersebut.
Jadi, dengan ini aku ingin memberikan SERANGAN FAJAR:
Pemilihan Umum nanti bukan tentang kemenangan Pak Prabowo maupun
kemenangan Pak Jokowi, melainkan tentang kemenangan SELURUH rakyat
Indonesia.
Siapapun yang jadi, dia adalah pemimpin yang akan membawa
Indonesia ke arah yang lebih baik, berkat ide-ide dan pemikiran hasil
kerja keras dari kedua belah pihak selama ini.
Jadi, buat aku
Pemilu itu tidak perlu ribut sana ribut sini, Saudara/i silakan pilih
saja pasangan kandidat YANG BERKENAN DI HATI.
Selamat memilih dan berpesta demokrasi!
http://media.vivanews.com/images/2014/04/01/246026_warga-kampung-di-diy-terima--serangan-fajar-.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar