Berawal dari sebuah peristiwa pahit yang dialami di bulan Oktober 2019 lalu, di mana warga setempat menyebar sampah di jalan karena merasa kesal terhadap ulah oknum yang membuang sampah sembarangan di daerahnya (https://jateng.tribunnews.com/2019/10/17/kesal-ulah-oknum-buang-sampah-sembarangan-warga-pulutan-salatiga-sebar-sampah-di-jalan),
Karang Taruna Kelurahan Pulutan "Tunas Pertiwi" berinisiatif untuk mengadakan serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2020 se Kota Salatiga, di kelurahannya. Mereka seakan ingin membuktikan bahwa "Pulutan juga bisa bersih" dengan mengusung tagline "Pulutan Melawan Sampah" dalam kegiatan ini.
Adapun puncak serangkaian kegiatan ini ditetapkan pada tanggal 21 - 22 Februari 2020, dengan agenda kegiatan
--> Tanggal 21 Februari: Resik-resik Kutha, difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga yang juga merangkul segenap OPD seperti Kodim dan Polres (yang diwakili oleh Persit & Koramil dan Polsek setempat)
--> Tanggal 22 Februari: Panggung, Bazar, dan Lomba-lomba Ramah Lingkungan di Depan Kantor Kelurahan Pulutan
Nah, berhubung hari ini masih hari Jumat, 21 Februari 2020, saya baru berkesempatan mengikuti salah satu puncak kegiatan yang "Resik-resik Kutha".
Kegiatan dimulai dengan apel bersama pada pukul 7:40 di sebuah lapangan di antara Simpang Pulutan dan Warung Sawah ini. Ratusan santriwan/ santriwati dari Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah Pulutan menjadi pasukan yang paling mendominasi apel dengan seragam abu-abunya. Tak kalah kompak adalah Ibu-ibu dari Persit yang juga turut hadir mengikuti giat bersih-bersih ini. Pak Prasetyo Ichtiarto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam kegiatan ini (ada sekitar 300 orang yang hadir) sekaligus menekankan akan pentingya kepedulian terhadap permasalahan sampah di HPSN 2020 ini.
Usai apel, oleh Babinsa pihak-pihak yang hadir dibagi dalam 2 kelompok, di mana kelompok pertama mulai membersihkan jalan dari Simpang Pulutan, sementara kelompok kedua mulai membersihkan jalan dari Jembatan di Ujung Jalan H. Ilyas. Saya yang ikut di kelompok kedua tidak ikut berjalan sampai ke ujung jembatan karena perhatian kami dialihkan oleh kantong-kantong sampah yang ada di balik perdu/ semak-semak yang tumbuh liar di bagian kanan jalan. Kami ikut membantu mengangkut tanaman-tanaman yang sedang dipangkas oleh Warga Pulutan setempat agar bisa mengambil kantong-kantong sampah tersembunyi itu. Benar saja, setelah tanaman dipangkas, kami bisa melihat dengan jelas bahwa tempat itu adalah tempat pembuangan sampah liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, di mana di bagian bawahnya terdapat aliran sungai yang cukup besar di Pulutan. Wah wah wah, rupa-rupanya masih banyak yang belum mengetahui bahwa Indonesia merupakan Juara 2 Dunia untuk Urusan Sampah Plastik di Lautan. Kegiatan membuang sampah sembarangan, apalagi di daerah yang berbatasan dengan sungai, sungguh hanya akan memperburuk Citra Indonesia di mata dunia.
Singkat cerita, truk-truk dari DLH pun mulai menyusuri jalan di mana telah terdapat sampah yang dikumpulkan oleh relawan. Ada 6 buah truk yang ditugaskan untuk mengangkut sampah hasil kerja bakti hari ini, dan semuanya ternyata mengangkut sampah sampai penuh. "Mas, ini kemungkinan belum bisa tuntas sekali kerja bakti. Bagaimana kalau ke depannya kita adakan lagi?", tanya Pak Udi selaku Kabid Kebersihan melihat bahwa masih ada PR untuk menata Jalan H. Ilyas yang merupakan jalan akses utama bagi Warga Desa Jombor dan Candirejo untuk menuju Kota Salatiga (melalui Kelurahan Pulutan). Kurang lebih pukul 9:30 kegiatan kerja bakti diakhiri dan seluruh peserta berkumpul bersama di tempat apel untuk mendapatkan konsumsi. Komunitas/ Instansi lain yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Komunitas TUK, Forum Rumah Bibit Salatiga Raya, Mahesapala (Mapala STIE AMA), dan Mitapasa (Mapala IAIN Salatiga).
Dari data yang kami kumpulkan bersama ketika penimbangan truk sampah di TPA Ngronggo, kegiatan kerja bakti ini menghasilkan total 7,5 ton sampah dengan rincian sebagai berikut
- Truk 1 dengan akhiran plat nomor 67 --> 2.220 kg
- Truk 2 dengan akhiran plat nomor 65 --> 1.880 kg
- Truk 3 dengan akhiran plat nomor 90 --> 2.310 kg
- Truk 4 dengan akhiran plat nomor 68 --> 2.572 kg
- Truk 5 dengan akhiran plat nomor 91 --> 4.400 kg
- Truk 6 dengan akhiran plat nomor 66 --> 2.050 kg
Uits, jangan langsung dijumlahkan karena berat tersebut masih merupakan berat kotor. Angka-angka berat tersebut masing-masing harus dikurangi dulu dengan 1.340 kg sebagai "berat truk kosong" seperti stiker KIR yang sudah ditempelkan oleh Dinas Perhubungan.
Sudah selesai menghitung? Ketemu angka 7.392 kg kan? Nah, dibulatkan ke atas jadi 7,5 ton.
Apabila 300an orang yang datang dijadikan sebagai pembagi, berarti hari ini masing-masing orang telah berkontribusi mengurangi 25 kg sampah di Pulutan (25 kg sampah/ orang) untuk diangkut diproses akhir di TPA Ngronggo di Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
Wuih, 7,5 ton itu banyak atau sedikit sih Mas? Sekedar informasi, menurut Kepala UPT TPA Ngronggo Pak Ika Petra Buana, ada 80 ton sampah yang diangkut dari TPS se - Kota Salatiga ke TPA setiap harinya. Dan berkat kegiatan bersih-bersih kami hari ini, 80 ton sampah itu berarti mendapatkan tambahan sekitar 10% lagi. Hmm, ngitung-ngitung tentang sampah malah jadi ngeri sendiri ya. Nggak diangkut mengotori lingkungan sekitar rumah, diangkut pun ternyata mengotori lingkungan rumah orang di sekitar TPA.
Jadi harus gimana ya, saya peduli dan ingin terlibat dalam menyelesaikan permasalahan sampah. Yuk datang aja ke Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Kota Salatiga di hari ke-2 nya: Tanggal 22 Februari, bertempat di Depan Kelurahan Pulutan!
Salam Lestari!!