Beberapa waktu yang lalu, "Mas Menteri" Nadiem Makarim menyampaikan bahwa setidaknya ada 2 ilmu penting yang harus dikuasai bangsa Indonesia di era digital ini. Dua ilmu penting itu adalah Ilmu Statistik dan Psikologi. Pada tulisan ini, saya ingin membahas ilmu yang pertama terlebih dahulu yakni Ilmu Statistik.
Berbicara tentang Statistik, orang akan selalu mengasosiasikan hal ini dengan pelajaran Matematika yang isinya angka-angka dan rumus-rumus seperti Mean dan Median. Kebetulan, beberapa waktu sebelumnya saya juga begitu mengidolakan seorang "Tokoh Statistik Indonesia" yang bernama Yunarto Wijaya atau yang sering dipanggil dengan Mas Toto', direktur utama dari Lembaga Survei Charta Politika. Beliau adalah orang yang sangat tajam dan objektif dalam mengemukakan pendapatnya. Kemampuan ini, saya yakin terasah dengan baik berkat ketekunan beliau dalam mengolah dan menganalisis sebuah data, artinya Penguasaan Ilmu Statistik yang tinggi.
Ketika saya diajak berkecimpung di dunia relawan lingkungan hidup di Salatiga Raya (Salatiga, Kab. Semarang, dan wilayah di sekitarnya), saya tertarik untuk berkontribusi di komunitas dengan meng-handle Bank Data "Pengambilan Bibit di Rumah Bibit Salatiga Raya". Dalam waktu kurang lebih sebulan sejak diaktifkannya kembali Rumah Bibit sebagai Basecamp Gerakan Penghijauan di Salatiga Raya, berikut adalah sebuah grafik yang dapat kami sajikan per tanggal 19 Desember 2019 ini dnegan judul "Orang Dari Mana Aja sih yang Ambil Bibit ke Sini?
Sejauh ini, kami telah berhasil mendistribusikan 617 bibit (utamanya berasal dari BPDASHL Pemali Jratun) kepada masyarakat. Warga Kota Salatiga tercatat sebagai masyarakat yang paling banyak mengambil bibit di Rumah Bibit ini dengan 297 bibit (48%) yang diambilnya dari tanggal 1 sampai dengan 19 Desember ini. Kata "Raya" yang disematkan sebagai nama Rumah Bibit Salatiga ini ternyata cukup efektif untuk mengundang Warga Kab. Semarang yang berbatasan dengan Kota Salatiga, maupun Warga Kab. Grobogan, Kab. Magelang, dan Kab. Boyolali, yang juga mengambil bibit dari rumah bibit ini untuk ditanam dan dipelihara di desa/ kampung/ pekarangan di rumahnya. Data kami mencatat sejumlah 235 bibit (38%) diambil oleh Warga Kab. Semarang, sedangkan 55 bibit (9%) diambil oleh warga dari ketiga kabupaten lainnya yang telah disebutkan di atas.
Sayangnya, prosedur pencatatan yang kami terapkan untuk setiap pengambilan bibit belum berjalan dengan baik mengingat masih adanya 30 bibit (5%) yang tidak teridentifikasi, orang dari daerah mana kahyang mengambilnya. Meskipun demikian, kami percaya bahwa 617 bibit yang telah diambil oleh masyarakat dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu ini merupakan suatu pertanda positif bahwa di tengah-tengah arus modernisasi ini ternyata masih banyak juga orang yang mau peduli kelestarian lingkungan dengan melakukan tanam pohon di musim penghujan.
.. dan ternyata sebagian besar dari orang yang mau peduli ini adalah Warga Kota Salatiga sendiri, tempat di mana Rumah Bibit Salatiga Raya kami boleh berlokasi. Salam Lestari!
Salatiga, 19 Desember 2019
der gruene Baum