...
Selepas menjelaskan seputar konsep dan teori, Pak Agus mulai masuk ke
hal-hal yang lebih praktis: sebuah Workshop Fotografi. Dijelaskannya
sejarah perkembangan kamera dari kamera negatif, kamera dengan plat
kaca, kamera film, hingga berkembang menjadi kamera digital di era
sekarang. Beliau sendiri cukup update dalam memaparkan ini, di mana
beliau juga membahas bahwa kamera DSLR sekalipun sudah memiliki fungsi
Wi-Fi saat ini agak mulai ditinggalkan masyarakat, karena masyarakat
sekarang cenderung lebih mengejar kepraktisan – sesuatu yang bisa
didapatkan dengan memfoto kamera HP. Pak Agus melanjutkan mengenai
trisula fotografi: Shutter Speed, Aperture, dan ISO, yang kemudian
disambungkannya dengan bahasan mengenai Lighting atau teknik
pencahayaan. “Sebagai generasi muda, kalian akan saya ajari bagaimana
cara membuat foto yang bagus untuk di-share, salah satunya dengan teknik
framing yang baik”, kata Pak Agus memberikan tips. Framing atau teknik
pengambilan pemandangan sebelum difoto diajarkannya dalam bahasa off
center dan hi-low horizon. Hal ini seperti yang pernah didapatkan
penulis dalam bahasa Rule of Third, artinya aturan sepertiga: bagaimana
objek dapat diletakkan di sepertiga bagian kiri, sepertiga bagian kanan,
maupun atas bawah untuk membuatnya lebih menarik. Akan tetapi, ada juga
beberapa objek yang bagus diletakkan di tengah, hal ini juga sesuai
dengan ilmu Pak Agus yang ia beri nama teknik Balance. Wah, sepertinya
hari ini kita dapat beberapa ilmu nih untuk bikin suatu foto yang
instagrammable!
...
(Penggalan artikel ini pernah dimuat di http://parokicitraraya.org/2018/02/11/liputan-seminar-anak-muda-zaman-now-yang-smart-dan-bijak-bermedia-katedral-jakarta-3-februari-2018/)
Dek Niki, apa kabarmu? Sudah lama aku tidak membelai lembut dirimu..
Siapakah aku sekarang, siapakah aku 7 tahun yang lalu?