"Waktu 1 detik yang barusan lewat itu aja udah jadi masa lalu lho. Kita hidup untuk masa sekarang, yuk yuk kita perjuangkan!" - KIP -
Senin, 26 Maret 2012
Jumat, 02 Maret 2012
Selamat Tinggal, Gigi..
Sepanjang perjalanan pulang dari Aachen, gigiku cenat-cenut. Itu adalah hari Minggu. Aku terpaksa harus menikmati rasa sakit itu sampai hari Senin.
Hari Senin cenat-cenutnya makin parah. Untuk minum saja aku membutuhkan sedotan. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke dokter gigi. Sesampai di sana, aku pun tidak langsung bisa diperiksa, aku harus menunggu hari Selasa, karena dokter gigi itu sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk pasien lain hari itu.
Untuk mengurangi rasa sakit, aku memutuskan untuk pergi ke apotek, membeli obat anti-nyeri. Obat antinyeri di sini namanya Ibuprofen. Setelah kuminum, aku merasa sakitnya agak mendingan.
Hari Selasa aku datang lagi ke dokter gigi itu. Aku diperiksa, dirontgen, dan gigiku yang bermasalah itu dicabut. Sebenarnya aku sudah tahu permasalahan gigiku sejak lama. Hanya saja, aku masih saja merasa terlalu sayang pada gigiku ini..
Kini aku sudah bisa merelakan kepergiannya..
Hal yang menarik adalah, aku hanya perlu mengeluarkan uang 10 Euro per kuartal untuk berobat di sini. Istilahnya, uang pengaktifan asuransi. Selama 1 kuartal itu aku jadi tidak perlu keluar uang lagi.
Jadi, biaya periksa, foto rontgen, dan cabut gigi tadi ditanggung oleh asuransiku.
Sungguh senang rasanya. Sakit di sini bukan hanya untuk orang-orang kaya saja.
Hari Senin cenat-cenutnya makin parah. Untuk minum saja aku membutuhkan sedotan. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke dokter gigi. Sesampai di sana, aku pun tidak langsung bisa diperiksa, aku harus menunggu hari Selasa, karena dokter gigi itu sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk pasien lain hari itu.
Untuk mengurangi rasa sakit, aku memutuskan untuk pergi ke apotek, membeli obat anti-nyeri. Obat antinyeri di sini namanya Ibuprofen. Setelah kuminum, aku merasa sakitnya agak mendingan.
Hari Selasa aku datang lagi ke dokter gigi itu. Aku diperiksa, dirontgen, dan gigiku yang bermasalah itu dicabut. Sebenarnya aku sudah tahu permasalahan gigiku sejak lama. Hanya saja, aku masih saja merasa terlalu sayang pada gigiku ini..
Kini aku sudah bisa merelakan kepergiannya..
Hal yang menarik adalah, aku hanya perlu mengeluarkan uang 10 Euro per kuartal untuk berobat di sini. Istilahnya, uang pengaktifan asuransi. Selama 1 kuartal itu aku jadi tidak perlu keluar uang lagi.
Jadi, biaya periksa, foto rontgen, dan cabut gigi tadi ditanggung oleh asuransiku.
Sungguh senang rasanya. Sakit di sini bukan hanya untuk orang-orang kaya saja.
Label:
Jerman,
Kenapa Kuliah di Jerman
Langganan:
Postingan (Atom)